Ternyata Ini yang Menjadi Penyebab Pria Memperkosa Pria Lainnya

datariau.com
1.803 view
Ternyata Ini yang Menjadi Penyebab Pria Memperkosa Pria Lainnya
DATARIAU.COM - Reynhard Sinaga (36), divonis penjara seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris, karena diduga memperkosa banyak pria di Inggris. Belum ada penjelasan resmi mengenai penyebab dia melakukan perbuatan keji tersebut. Namun sejumlah studi menunjukkan, kasus pria memperkosa pria lain bisa dipengaruhi sejumlah faktor.

Dilansir BBC, kejadian pemerkosaan tersebut terjadi selama dua setengah tahun dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017. Sejumlah media menyebut, ada lebih dari 200 pria yang menjadi korban, namun yang terbukti di pengadilan sekitar 48 orang.

Reynhard dilaporkan memperkosa sejumlah pria yang baru saja pulang dari kelab malam yang dalam kondisi mabuk. Korban sebagian ada yang dibius, lalu diperkosa.

Mengapa pelaku tega melakukan tindakan kriminal seperti ini? Belum ada penjelasan pasti. Pihak berwenang di Inggris belum memberikan informasi detail mengenai pemicu aksi Reynhard. Namun dari sejumlah studi terkait kasus perkosaan pria oleh pria lainnya, ada beberapa faktor pemicu.

Simak ulasan di bawah ini untuk mengetahui jawabannya.

Penyebab terjadinya pria memperkosa pria

Kasus pemerkosaan yang dilakukan Reynhard Sinaga menunjukkan bahwa kasus pemerkosaan terhadap pria juga terjadi. Bahkan dalam kasus di Inggris ini, korbannya ada yang diperkosa berkali kali.

Banyak yang menganggap bahwa hal ini terjadi karena orientasi seksual yang dimiliki pelaku dan korban. Faktanya, tidak demikian. Reynhard Sinaga memperkosa para pria berkulit putih dan hampir sebagian besar korban adalah heteroseksual.

Mengutip dari buku berjudul When A Man Is Raped, hampir sebagian pria yang memperkosa pria mengakui bahwa orientasi seksual tidak terlalu penting bagi mereka.

Ada beberapa alasan mengapa mereka melakukan tindak pemerkosaan sesama jenis ini, seperti:

1. Penaklukkan dan keinginan kendali atas orang lain

Salah satu alasan mengapa pria memperkosa pria kerap terjadi adalah keinginan untuk menaklukkan dan mengendalikan orang lain.

Maksudnya, para pelaku pemerkosaan merasa bahwa pria perlu mencari kontrol dan menaklukkan orang lain agar merasa seperti pria. Akhirnya, kontrol tersebut dilakukan melalui hubungan seksual.

Para pelaku merasa berkuasa atas korban. Dalam konteks kasus Reynhard, para korban diperkosa dalam kondisi tidak sadarkan diri. Saat kondisi ini terjadi, pelaku cenderung merasa puas dan keinginan itu kemudian datang lagi berulang kali.

2. Percaya terhadap mitos pemerkosaan

Selain ingin merasa berkuasa dan memiliki kendali atas korban, pria memperkosa pria ternyata juga dilakukan karena percaya terhadap beberapa mitos perihal pemerkosaan.

Seperti yang dilansir dari laman University of Richmond, ada beberapa mitos yang dipercaya para pelaku yang membenarkan alasan mereka untuk memperkosa pria lain. Berikut ini ada beberapa contoh mitos tersebut:  

a. Berada di kamar artinya bersedia untuk berhubungan seksual

Faktanya tidak demikian. Persetujuan untuk berhubungan seks harus selalu jelas. Namun, biasanya para pelaku menganggap ketika korban mereka bersedia untuk pergi ke kamar tidur, artinya orang tersebut siap untuk berhubungan seksual.

b. Jika tidak melawan, artinya tidak diperkosa

Padahal, ketika pemerkosaan berlangsung apapun yang dilakukan oleh korban adalah tindakan untuk bertahan hidup. Pria yang memperkosa pria mungkin dapat mengancam jiwa, terutama jika pelaku menggunakan senjata tajam atau kekuatan.

Tidak melakukan apapun mungkin sebagai bentuk dari melindungi nyawa. Bahkan, sebagian besar korban merasa tidak berdaya karena takut, merasa terancam, atau shock sampai tidak dapat melakukan apapun.

c. Jika korban tidak mabuk, tidak akan mengalami pemerkosaan

Mengapa Mabuk Bisa Terjadi?Mengapa Mabuk Bisa Terjadi?Mengapa Mabuk Bisa Terjadi?

Salah satu senjata yang sering digunakan oleh pria yang memperkosa pria adalah alkohol. Konsumsi alkohol yang dilakukan korban bertujuan agar pelaku dapat mengendalikannya dan membuat mereka tidak berdaya. Dalam rencana sebuah pemerkosaan, alkohol sering dijadikan alat agar korban lumpuh.

Intinya, alkohol bukan penyebab mengapa korban dapat diperkosa, melainkan salah satu alat yang digunakan pelaku agar korban tidak mampu melawan.

Ketiga mitos di atas merupakan tiga dari sekian banyak usaha para pelaku pemerkosaan untuk membenarkan tindakan mereka. Oleh karena itu, apapun alasan yang mereka gunakan tidak dapat dianggap benar ketika pemerkosaan terjadi.

3. Bergairah saat melihat atau melakukan kekerasan seksual

Pria yang memperkosa pria tidak jarang cenderung bergairah ketika menonton adegan kekerasan seksual.Oleh karena itu, para pemerkosa dengan alasan seperti ini senang menampilkan kembali fantasi seksual mereka.

Sadisme tersebut diartikan sebagai perilaku kejam yang dicampur dengan fantasi dan keinginan untuk menguasai korban. Biasanya, kejadian terburuk yang dapat terjadi pada korban adalah melibatkan pembunuhan.

Sebenarnya, masih ada banyak hal yang membuat pria memperkosa pria. Ketiga faktor di atas menjadi garis besar mengapa kejadian tersebut bisa terjadi. Jika berkaca pada kasus yang dilakukan oleh Reynhard Sinaga, tidak menutup kemungkinan akan ada penyebab lainnya mengapa tindakan ini bisa terjadi. (*)
Sumber
: https://hellosehat.com/berita/berita-dalam-negeri/memperkosa-pria/
Tag:GayLgbt
JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)