Konten Hoax YouTube Sudutkan TNI-AL Dikecam, Hanya Cari Like dan Subscribe

Ruslan
862 view
Konten Hoax YouTube Sudutkan TNI-AL Dikecam, Hanya Cari Like dan Subscribe
Kapal-kapal pengintai Tiongkok terlihat di perairan dangkal Scarborough Shoal, di Laut China Selatan. (Foto: AFP Photo)

DATARIAU.COM - Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais), Soleman B Pontoh mengecam beredarnya konten video menyesatkan yang diunggah dalam tayangan media sosial YouTube.

Dalam video yang tersebar di kanal YouTube dan diunggah pada 12 Oktober 2021 lalu tersebut terdapat narasi yang merendahkan serta meremehkan peran TNI AL di Laut Natuna Utara.

Video yang diunggah oleh akun S3militer official tersebut diduga diunggah guna mendapatkan like dan subscribe di mana hingga berita ini ditayangkan, konten tersebut telah ditonton sebanyak 173.000 kali serta telah mendapatkan 16.000 like.

"Ini nggak benar, ini siapa yang bilang bahwa kapal riset Tiongkok buyar?" tegas Soleman B Pontoh menanggapi video tersebut kepada sejumlah media pada Sabtu (16/10/2021).

Pengamat intelijen dan militer itu juga mempertanyakan sumber beritanya dari mana dan oleh karena itu Soleman memastikan narasi yang mengiringi tayangan dalam video tersebut adalah hoax alias berita palsu. Masyarakat diminta tidak mempercayai hoaks sehingga tidak terpengaruh atas berita tersebut.

"Ini adalah hoax, karena tidak ada sumbernya," tegas Soleman lagi.

Soleman menegaskan bahwa di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah wilayah bebas berlayar oleh karenanya kapal Tiongkok mempunyai hak untuk berlayar yang disebutkan dalam video itu di laut Natuna utara oleh karena itu jika Tiongkok benar melakukan riset maka dipastikan sudah mengantongi izin, sehingga patut dipertanyakan kenapa Tiongkok harus lari dari ZEE.

"Lalu mengapa mereka (Tiongkok) harus lari? Jadi tidak masuk akal kalau mereka sedang riset lalu buyar karena ada kapal Prancis dan lainnya yang datang. Itu nggak benar," papar Soleman menambahkan.

Soleman menilai, video itu diunggah untuk menyerang TNI khususnya TNI AL yang sedang bertugas di kawasan itu. "Itu mendeskriditkan TNI AL di mana seakan-akan TNI AL tidak kerja," sesalnya.

Secara terpisah, pengamat maritim dari National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan, video tersebut sangat provokatif sekali karena pengunggah video tersebut tidak memahami mengenai kondisi kelautan namun bicara terkait kelautan. Padahal kondisi laut itu sangat berbeda dengan darat. Karena kompromi sangat dijunjung tinggi ketika di laut.

"Di laut internasional siapa saja boleh berlayar karena laut internasional merupakan wilayah yang bebas. Kecuali di laut teritorial," paparnya.

Siswanto menegaskan, di laut internasional maka tidak boleh siapapun melarang untuk melintas atau berlayar. Sehingga tidak ada negara manapun untuk mengusir. Apalagi dalam narasi video tersebut disebutkan Tiongkok dikeroyok oleh Inggris, Prancis, Amerika Serikat dan Australia.

Siswanto juga mempertanyakan bagaimana Amerika bisa mengusir kapal Tiongkok karena Amerika tidak ikut menandatangani UNCLOS 1982. Atas dasar itu Amerika tidak bisa seenaknya mengusir kapal Tiongkok di kawasan internasional kecuali jika Amerika ikut menandatangani UNCLOS 1982.

"Saya nilai video itu penggiringan opini bahwa Tiongkok digiring salah karena pada dasarnya siapa saja boleh masuk berlayar di kawasan laut internasional," jelasnya.

Siswanto pun menilai, penyebaran video tersebut untuk memantik pihak-pihak terkait bereaksi. Oleh karena itu Siswanto meminta agar Kominfo untuk menindak penyebaran video tersebut agar tidak semakin meluas.

"Itu video pelintiran, pemahaman yang terbatas tapi mau bicara terkait laut. Itu video agar kita melabrak Tiongkok. Kita kan negara yang bebas aktif. Sekarang ini memang sedang perang dingin baru, AS dan Tiongkok. Video itu sedang mengupayakan agar kita untuk terlibat," tandasnya. (*)

Sumber: BeritaSatu.com

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)