Astronot Pulang setelah 9 Bulan di Luar Angkasa, Ini yang Terjadi pada Tubuhnya

Aca
272 view
Astronot Pulang setelah 9 Bulan di Luar Angkasa, Ini yang Terjadi pada Tubuhnya
Foto: Jawa Pos
Ilustrasi Astronot NASA Pulang setelah 9 Bulan di Luar Angkasa.

DATARIAU.COM - Astronot Barry "Butch" Wilmore dan Suni Williams kembali ke Bumi setelah hampir sembilan bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Misi yang awalnya direncanakan hanya delapan hari ini diperpanjang akibat kerusakan pada pesawat luar angkasa yang seharusnya membawa mereka pulang. Saat tiba di bumi, mereka harus menyesuaikan diri kembali dengan kehidupan di bawah pengaruh gravitasi.

Ketika berada jauh di atas bumi atau di luar angkasa, tubuh astronot dapat mengalami sejumlah perubahan signifikan, bahkan hingga tingkat DNA mereka. Tubuh mereka cenderung memanjang imbas tak ada gaya gravitasi bumi yang menarik tubuh ke bawah.

Tak hanya itu, karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan, redistribusi cairan di luar angkasa dapat menyebabkan astronot mengalami kondisi yang disebut "kaki ayam" dan "kepala bengkak". Namun, setelah kembali ke Bumi, perubahan ini perlahan kembali normal.

"Dokter NASA berbicara kepada keduanya sebelum mereka memulai perjalanan pulang, dan mereka mengatakan bahwa kesehatan mereka "sangat baik", kata dr Joe Dervay, salah satu dokter penerbangan NASA, kepada CNN.

Para ilmuwan masih meneliti dampak jangka panjang dari paparan luar angkasa terhadap tubuh manusia. Namun, data selama puluhan tahun menunjukkan bahwa astronot mengalami berbagai perubahan fisik, bahkan setelah periode singkat di luar angkasa. Sebagian besar perubahan ini akan berjangka-angsur kembali normal setelah mereka kembali ke Bumi.

"Ada beberapa perbedaan pada masing-masing individu dalam seberapa cepat mereka pulih, tetapi cukup mengesankan melihat bagaimana mereka akan berubah dan benar-benar beradaptasi dengan cepat," kata Dervay.

"Sering kali, jika Anda melihat mereka beberapa hari kemudian, Anda benar-benar tidak tahu apa yang baru saja mereka lakukan selama beberapa bulan terakhir."

Mikrogravitasi merupakan penyebab utama berbagai perubahan yang dialami astronot. anpa tarikan gravitasi bumi, astronot dapat mengalami kepadatan tulang, serta pelemahan otot.

Mereka juga bisa kehilangan kontrol motorik, koordinasi, dan keseimbangan di luar angkasa, yang dapat menyebabkan gejala seperti mabuk dalam perjalanan, menurut penelitian. Selain itu, gravitasi dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, kardiovaskular, penglihatan, serta DNA mereka.

Sebagian besar efek besar yang dialami astronot tampaknya bersifat jangka pendek-hanya sedikit masalah kesehatan yang sejauh ini diketahui bertahan lama. Setelah kembali ke bumi, mereka akan menjalani berbagai latihan rehabilitasi untuk mengembalikan kondisi tulang dan otot mereka ke bentuk semula.

Meskipun Wilmore dan Williams awalnya tidak mendarat di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama itu dan seharusnya hanya berlangsung selama delapan hari, para pemimpin NASA tidak percaya bahwa hal tersebut akan menyebabkan masalah kesehatan yang tidak biasa bagi keduanya.

"Kami tidak melihat perlunya tindakan pencegahan khusus," kata Dina Contella, wakil manajer Program Stasiun Luar Angkasa Internasional NASA, pada Jumat.

"Seperti astronot lainnya yang kembali, akan ada periode aklimatisasi, dan hal itu akan berbeda-beda bagi setiap anggota kru."

Sumber: detik.com

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)