SIAK, datariau.com - Keuletan petani semangka Kampung Tasik Seminai, Kecamatan koto Gasib, Kabupaten Siak patut di acungkan jempol. Kenapa tidak, hamparan luas lahan kosong seluas 10.5 hektar milik Pemkab Siak, saat ini menjadi lahan produktif, oleh kelompok Mekar Sari kampung Tasik Seminai.
Pagi itu, beberapa unit colt diesel standby mengangkut buah semangka dan dibawa ke Jakarta terlihat telah parkir di pinggir kebun.
Dari kejauhan, ibu-ibu dibawah terik matahari memetik buah semangka yang telah mateng, terdapat 2 jenis semangka yang ditanam di lahan tersebut, yakni semangka merah dan inul warna kuning.
"Dulunya, lahan ini semak rumput dan lalang bekas tanam ubi racun, namun prospeknya kurang menjanjikan. Awalnya kami atas nama kelompok tani mengusulkan ke pemda untuk pinjam sewa lahan ini," kata Ketua Kelompok Tani Mekar Sari Syahril.
"Dan akhirnya disetujui. Kami coba menanam semangka jenis bibit marina. Alhamdulillah, bapak dapat lihat hasilnya," ungkap Syahril di lokasi panen raya buah semangka, Kampung Tasik Seminai, Koto Gasib, Siak, Selasa (4/6/2024).
Syahril menyebutkan, dari total luas lahan 10,5 hektar dan yang baru ditanam seluas 5 hektar. Untuk modal per hektar, itu butuh biaya sekitar Rp35 juta.
Sementara masa tanam sampai dengan masa panen itu, 4 bulan. Artinya, dalam se-tahun bisa 3 kali masa tanam. Dari 5 hektar kebun semangka ini, dapat panen sebanyak 60 ton atau (60.000 kg) dengan harga 6 ribu/kilo.
"Tahap pertama sudah keluar 30 ton semangka, kita jual ke Jakarta, untuk masalah harga biasanya pembeli melihat kualitas buah," jelas Syahril.
"Dan berhubung saat ini musim panas semangka kita manis, hanya sedikit yang rusak. Kalau sekarang posisi harga sedang mantap Rp6000/kg, kalau ditanya untung lumayan," sebutnya.
Ketua Kelompok Tani Mekar Sari itu, tak menampik jika persoalan pemasaran menjadi kendala. "Kami tidak mungkin jual buah semangka kita pada semua toke Jakarta, namun ada yang di ecer di pasar Tualang dan Siak," kata dia.
Syahril menyebutkan di musim kering sekarang, kendalanya air. Karena sumber air berada jauh dibawah, dan membutuhkan pompa yang banyak untuk menyiram areal tanam seluas ini.
Dia juga berharap Pemkab Siak dapat membantu traktor roda empat termasuk bibit untuk ditanam pada sisa luas tanah yang ada saat ini.
"Yang menjadi kendala kami saat ini, adalah air untuk menyiram tanaman, ada air sumbernya jauh berada dibawah dengan luasan lahan yang ditanam, pompa yang kami miliki saat ini, tiga buah dan tidak mencukupi dan idealnya sebanyak 5 pompa," imbuhnya.
"Kami butuh traktor roda empat untuk penghalus tanah, karena saat ini, penghalus tanah dengan cara mencangkul, kalau dengan luas lahan seperti saat ini, cangkul tidak efektif," ujar Syahril.
"Kami mohon bantuan bibit, seperti cabe merah atau kedelai. Kami sudah mengusulkan, semoga dapat dikabulkan," tambahnya.
Wakil Bupati Siak H Husni Merza BBA MM usai melaksanakan panen semangka mengapresiasi keuletan para petani, merubah lahan tidur menjadi lahan produktif. Berkaitan dengan usulan alsintan dan bibit akan di usahakan melalui kegiatan di Dinas Pertanian.
"Kami atas nama Pemkab Siak mengapresiasi Kelompok Tani Mekar Sari yang mau memanfaatkan lahan pemda tidak produktif dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomis dan produktif, seperti menanam semangka," kata Husni.
Dia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur di sekitar rumah menjadi lahan produktif dengan cara ditanam, baik tanaman hortikultura ataupun yang lain, seperti cabe dan lainnya.
"Untuk menjaga dan mengatasi inflasi di daerah, terutama meningkatkan bahan pokok dan sayuran, bapak/ibu dapat memanfaatkan lahan kosong dengan di tanaman sayuran dan cabai. Karena, harga cabe kemarin di pasar Siak sempat tembus diangka 100 ribu/kg, kita masih tergantung dengan daerah lain," pungkasnya.(inf)