Info Orang Dalam: Perang Dunia III Dimulai Rabu!

Ruslan
2.071 view
Info Orang Dalam: Perang Dunia III Dimulai Rabu!
Foto: Tentara dengan kendaraan militenya mengikuti latihan militer Union Courage-2022 Rusia-Belarus di tempat pelatihan Gozhsky, Belarus. (Vadzim Yakubionak, BelTA via AP)

DATARIAU.COM - Pasar keuangan Indonesia bergerak menguat pada perdagangan pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah berhasil finis di jalur hijau.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG ditutup di 6.816,61. Melemah tipis 0,12%.

Sepertinya investor tergiur untuk mencairkan keuntungan. Maklum, IHSG sempat menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah bursa saham Tanah Air.

Meski demikian, IHSG berhasil mencatatkan penguatan 1,25% point-to-point pada minggu lalu. IHSG bergerak searah dengan bursa utama Asia lainnya yang menguat, di mana indeks Nikkei 225 (Jepang) naik 1,67%, Shanghai Composite bertambah 0,97%, SETI (Thailand) terangkat 2,39%, Straits Times (Singapura) melesat 2,84%, dan Hang Seng (Hong Kong) terdongkrak 1,15%.

Arus modal asing mengalir deras ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Pekan lalu, investor asing membukukan beli bersih Rp 7,65 triilun.

Perdagangan pun berlangsung semarak dengan total volume transaksi saham yang diperdagangkan adalah 131,36 miliar unit, frekuensi 7,83 juta kali, dan nilai Rp 67,99 triliun. Jauh meningkat dibandingkan pekan sebelumnya di mana volume transaksi melibatkan 89,26 miliar unit saham yang diperdagangkan 5,48 juta kali dengan nilai Rp 48,78 triliun.

Derasnya arus modal asing ini menjadi salah satu faktor yang menopang apresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sepanjang pekan lalu, mata uang Ibu Pertiwi menguat 0,19% di hadapan greenback.

Inflasi secepat itu membuat pasar yakin bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan agresif dalam menaikkan suku bunga acuan. Mengutip CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps) dalam rapat The Fed 16 Maret 2022 adalah 49,2%. Hampir sama dengan kemungkinan kenaikan 25 bps yakni 50,8%. Sudah tidak ada probabilitas Federal Funds Rate bertahan di 0-0,25%.

Pada akhir 2022, pelaku pasar memperkirakan suku bunga acuan AS berada di level 1,75-2% dengan kemungkinan 29,3%. Artinya, suku bunga acuan bisa jadi bakal dinaikkan 175 bps.

Kenaikan suku bunga acuan akan ikut mengerek imbal hasil (yield) obligasi. Kenaikan yield akan menarik aliran modal dari pasar-pasar lainnya, termasuk pasar yang berisiko seperti saham.

Selain itu, kenaikan suku bunga acuan akan ikut menaikkan suku bunga di tingkat perbankan, termasuk kredit. Dengan begitu, biaya ekspansi emiten akan naik dan ini akan menggerus laba.

"Jadi, inflasi adalah kryptonite bagi valuasi emiten. Dampak inflasi tinggi akan meluas ke mana-mana, dan ini yang sedang kita rasakan sekarang," ujar Terry Sandven, Chief Equity Strategist di US Bank Wealth Management yang berbasis di Minneapolis (AS), seperti dikutip dari Reuters.

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)