DATARIAU.COM - Sebuah video viral menampakkan seorang bocah kelas 5 SD di Kabupaten Pati, Jawa Tengah menendang neneknya. Anak itu diketahui hanya tinggal bersama sang nenek dan kerap jadi korban bullying di sekolahnya.
Dosen psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Abdul Hakim, menerangkan bahwa keluarga yang bercerai memang akan membawa dampak besar kepada anak. Apalagi proses perceraian orang tua terjadi saat anak masih kecil.
"Memang dampak perceraian orang tua itu sifatnya traumatik dan jangka panjang bagi anak kecil. Itu kan pasti perceraiannya terjadi sebelum usia 10 tahun," kata Abdul Hakim saat dihubungi oleh detikcom pada Senin (1/11/2021).
Menurut Abdul, hal ini terasa lebih berat dibandingkan jika terjadi dengan anak usia remaja. Anak-anak pun akan merasakan masalah yang kompleks serta tidak tahu cara penyelesaiannya.
"Bagi mereka sangat kompleks dan membingungkan. Anak justru merasa bersalah, juga bingung kok orang tua berpisah. Mereka bingung juga dengan masa depannya. Ada juga perasaan tidak terima. Itu menyebabkan muncul kemarahan," ujarnya.
Faktor lingkungan juga dinilai sangat berpengaruh pada kondisi anak. Apalagi di Indonesia, yang masih menganggap perceraian itu merupakan suatu hal yang tabu.
"Perceraian di Indonesia itu sangat tabu dan menjadi aib sehingga pasangan maupun anak cenderung jadi korban stigma. Belum lagi kalau di sekolah di-bully," kata dia.
Diketahui, anak SD dalam video viral tersebut tinggal bersama neneknya. Abdul menuturkan jika kakek ataupun nenek biasanya adalah sosok yang sangat permisif terhadap cucunya.
"Kakek dan nenek itu cenderung mengalah dan memberikan apapun yang dimaui cucu. Apalagi kalau cucunya korban perceraian, sehingga merasa kasihan. Itu mungkin si nenek maklum ketika ditendang cucunya, karena kasihan," ujar dia.
Abdul mengatakan, untuk penanganan lebih lanjut, anak itu harus mendapatkan pendampingan psikologis dari tenaga profesional. Guru pun seharusnya ikut berperan dalam meredam situasi yang tidak kondusif di sekolah.
"Kalau keluarga tidak mampu, maka harus ada penanganan secara profesional. Guru juga seharusnya tahu kondisi anak dan jangan sampai terjadi bullying di sekolah. Makanya dalam penelitian, 25 persen anak broken home itu putus sekolah," pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, video viral itu diunggah oleh akun TikTok @blokbojonegoro, dan telah ditonton sebanyak 25,9 juta kali.
Video berdurasi 21 detik tersebut mendapat beragam reaksi dari netizen, yakni 945,9 ribu suka, 95,9 ribu komentar, serta sudah dibagikan sebanyak 29,7 ribu kali.
Dalam video itu, tampak seorang anak laki-laki berpakaian oranye menendang punggung seorang nenek, serta mengumpat dengan makian berbahasa Jawa.