Pemuda Masa Kini Itu "Peduli, Berbagi, Mengasihi"

datariau.com
690 view
Pemuda Masa Kini Itu "Peduli, Berbagi, Mengasihi"
Foto bersama di sela-sela kegiatan Risol Camp di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
DATARIAU.COM - Kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa sesungguhnya berada di tangan para generasi muda. Sejatinya para pemudalah yang menjadi tulang punggung utama sebuah perubahan. Para pemudalah pundak kebangkitan sebuah peradaban bangsa ini. Bahkan sejarah mencatat, semangat darah merah kaum mudalah yang menjadi energi sebuah kebangkitan atau penaklukan wilayah. Allah berfirman dalam QS al-Kahfi [18]: ayat 13 yang artinya,

"Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya, mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk." (QS al-Kahfi [18]: 13).

Dari ayat tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa untuk menjadi pemuda dambaan peradaban Alquran pada hari ini, paling tidak harus memiliki empat hal, yaitu memiliki pemikiran yang dilandasi keikhlasan karena Allah, mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah, dan tak pernah berhenti mencari ilmu sebagai bekal hidupnya karena peradaban tidak akan pernah tegak tanpa ilmu. Syarat terakhir adalah mengamalkan ilmu yang didapatkan dan berjihad untuk merealisasikan ilmunya. Sebab, tanpa usaha dan perjuangan, sebuah ide atau gagasan tidak akan pernah muncul dan berkembang.

Dari Ibnu 'Abbas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmcu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang kematianmu." (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami' Ash Shogir).

Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, maksudnya: "Lakukanlah ketaatan ketika dalam kondisi kuat untuk beramal (yaitu di waktu muda), sebelum datang masa tua renta."

Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, maksudnya: "Beramallah di waktu sehat, sebelum datang waktu yang menghalangi untuk beramal seperti di waktu sakit."

Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, maksudnya: "Manfaatkanlah kesempatan (waktu luangmu) di dunia ini sebelum datang waktu sibukmu di akhirat nanti. Dan awal kehidupan akhirat adalah di alam kubur."

Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, maksudnya: "Bersedekahlah dengan kelebihan hartamu sebelum datang bencana yang dapat merusak harta tersebut, sehingga akhirnya engkau menjadi fakir didunia maupun akhirat."

Hidupmu sebelum datang kematianmu maksudnya: "Lakukanlah sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan sesudah matimu, karena siapa pun yang mati, maka akan terputus amalannya."

Al Munawi mengatakan, "Lima hal ini (waktu muda, masa sehat masa luang, masa kaya dan waktu ketika hidup) barulah seseorang betul-betul mengetahui nilainya setelah kelima hal tersebut hilang." (At Taisir Bi Syarh Al Jami' Ash Shogir, 1/356). Benarlah kata Al Munawi.

Seseorang baru ingat kalau dia diberi nikmat sehat, ketika dia merasakan sakit. Dia baru ingat diberi kekayaan, setelah jatuh miskin. Dan dia baru ingat memiliki waktu semangat untuk beramal di masa muda, setelah dia nanti berada di usia senja yang sulit beramal. Penyesalan tidak ada gunanya jika seseorang hanya melewati masa tersebut dengan sia-sia.

Firman Allah beserta hadist di atas inilah yang menjadi salah satu acuan motivasi bagi para anggota komunitas LFU (Life For Ummah) Pekanbaru yang diketuai oleh Ridho Hasian Pasaribu, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Pekanbaru agar dapat selalu bersinergi bagi ummat, meskipun usia mereka masih tergolong muda, namun jiwa sosial dan kepedulian mereka terhadap sesama sangatlah tinggi.

Tidak seperti remaja atau pemuda pada umumnya yang memilih menghabiskan masa mudanya untuk bersenang-senang, nongkrong sana-sini, dan cenderung acuh dengan orang sekeliling. Mereka berbeda, mereka memilih menghabiskan masa mudanya untuk berjihad di jalan Allah, menjadikan kepentingan umat sebagai kepentingan yang paling utama.

Komunitas LFU memiliki semboyan "Peduli, Berbagi, Mengasihi, Allahu Akbar", setiap kegiatan yang dilakukan oleh para anggota LFU berisikan hal-hal yang positif, beberapa diantaranya adalah kegiatan Jum'at Berbagi, selama satu pekan anggota LFU mengumpulkan donasi dari para donatur, kemudian pada hari Jum'at ba'da Ashar mereka membagikan donasi tersebut dalam bentuk nasi ke panti asuhan yang berada di Pekanbaru dan beberapa orang yang ditemui di sepanjang jalan.

Selain itu, setiap hari Ahad, para anggota LFU juga mengadakan pengumpulan donasi di car free day Jalan Sudirman dalam rangka menolong saudara seiman yang berada di Palestina, karena sampai saat ini Palestina masih mengalami konflik dengan Israel, karena masalah tersebutlah, banyak masyarakat Palestina yang menjadi korban. Allah berfirman dalam Qs. Al-Araf [17]:137 yang artinya,

"Dan Kami wariskan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya." (Qs. Al-A'raf [17]:137)

Pada tanggal 27-29 Desember 2019 untuk pertama kalinya komunitas LFU membuat sebuah kegiatan kerelawanan yang diberi nama Risol Camp (Relawan Aksi Sosial Camp) yang bertempat di desa Sering, kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Meskipun kegiatan tersebut baru pertama kali dibuat, dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Ada banyak kegiatan yang dilaksanakan antara lain berbagi sembako kepada masyarakat setempat, bersih-bersih masjid, membagikan paket pendidikan, penyuluhan kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan gratis.

Apalagi di desa tersebut akses pelayanan kesehatan masih sangat sulit, puskesmas tak ada, hanya ada polides yang diurus oleh seorang bidan. Bisa dikatakan desa tersebut berada di daerah yang lumayan terpencil, letaknya berada tepat di tepi sungai, ketika musim hujan tiba tak heran jika desa tersebut akan tampak seperti desa terapung karena banjir yang menggenangi hampir seluruh rumah yang ada didesa tersebut. Selama diadakan kegiatan Risol Camp, masyarakat setempat tampak sangat antusias, apalagi ketika diadakan cek kesehatan gratis dan penyuluhan kesehatan, mereka bahkan rela antri karena memang untuk sekedar mengecek kesehatan saja sangat sulit dilakukan bagi masyarakat tersebut, hal ini terjadi karena ketimpangan pemerataan pelayanan kesehatan yang masih belum dapat diatasi sampai saat ini oleh pemerintah.

Sebenarnya, pemerintah sudah berupaya untuk menyelesaikan persoalan ketidakmerataan tenaga kesehatan (nakes) khususnya pendistribusian dokter umum dan spesialis ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) namun masih terkendala, tapi bukan tidak memperlihatkan perbaikan nyata. Perbaikan itu sejalan dengan target Cakupan Kesehatan Universal atau universal health coverage (UHC) agar masyarakat seluruh dunia mendapatkan pelayanan kesehatan layak di 2030.

Kendala dari ketidakmerataan pendistribusian pelayanan kesehatan bukan disebabkan karena Indonesia kekurangan tenaga dokter atau tenaga medis lainnya. Sebaliknya, Tanah Air sebetulnya kelebihan tenaga dokter dan tenaga medis, tetapi hanya menumpuk di satu tempat.

Hal inilah yang menyebabkan angka kematian di daerah terpencil menjadi semakin meningkat karena kurangnya pelayanan kesehatan yang disebabkan tidak meratanya penempatan tenaga medis, prihatin dengan permasalahan tersebut, beberapa anggota komunitas LFU yang memang berasal dari dunia medis pun berinisiatif untuk membuka pelayanan cek kesehatan gratis.

Pelayanan tersebut dikoordinir oleh Rini Anggraini mahasiswi keperawatan semester 3 yang menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta di Pekanbaru. Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat desa Sering mengenai beberapa penyakit degeneratif yang banyak diderita masyarakat sana, komunitas LFU juga memberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan dengan diadakannya penyuluhan tersebut masyarakat menjadi paham mengenai penanganan dan pencegahan dari penyakit tersebut. Setiap penyakit pasti ada obatnya, pernyataan ini bukan sekedar opini belaka.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda "Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta'ala." (HR. Muslim).

Aku pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu datanglah serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?" Beliau menjawab: "Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah Subhanahu wa Ta'ala tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit." Mereka bertanya: "Penyakit apa itu?" Beliau menjawab: "Penyakit tua." (HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih). (rls)

Disusun oleh: Rini Anggraini
Mahasiswi Keperawatan Universitas Muhammadiyyah Riau
JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)