DATARIAU.COM - Setiap tanggal 28 Oktober negara kita memperingati hari sumpah pemuda. Namun para pemuda bangsa kita nampaknya merasa bahwa ini hanya seremonial belaka tanpa sesuatu yang berarti.
Sejatinya ikrar ini adalah bentuk pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia oleh pemuda dan pemudi di Indonesia dengan menyatakan janji satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.
Janji yang diucapkan juga bukan sekedar janji karena diungkapkan dengan diksi 'sumpah'.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sumpah artinya; (1) pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang dianggap suci (untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhannya dan sebagainya), (2) pernyataan disertai tekad melakukan sesuatu untuk menguatkan kebenarannya atau berani menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar; (3) janji atau ikrar yang teguh (akan menunaikan sesuatu).
Jadi, sejatinya perkataan sumpah ini bukan hanya angin lalu, namun disertai dengan kesungguhan dan bukti untuk mengamalkan sumpahnya.
Kaum muslimin dengan syahadatnya juga bersumpah untuk bersaksi bahwa Tiada Tuhan yang berhak disembang selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.
Nah, syahadat ini adalah bukti keimanan dan iman harus diucapkan dengan lisan diyakini dengan hati dan dibuktikan dengan perbuatan.
Demikian pula seharusnya sumpah pemuda; bukan hanya bersumpah bertanah air satu tanah air Indonesia, akan tetapi menjaga keutuhan tanah air dari rongrongan pihak-pihak yang merugikan, mencuri, merusak, bertindak sewenang-wenang di atas tanah air kita.
Bukan hanya bersumpah bahwa kita berbangsa satu, akan tetapi juga dibuktikan dengan menjaga kesatuan bangsa dari keterpecahan sosial, ekonomi, budaya, politik, hukum dengan berbagai kesenjangan dan ketidakadilan yang terjadi di tengah-tengah bangsa.
Bukan hanya menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan tetapi juga menunjukkan sikap dan sosok pemuda pewaris bangsa yang mengharumkan nama baik Indonesia.
Mirisnya saat ini, kualitas pemuda kita masih mengalami dekadensi moral dan lemah mental.
Sepanjang kurun 2012-2023, terdapat 985 kasus bunuh diri usia remaja di Indonesia (kompas.com, 17/12/2023)
Data mencatat setidaknya ada 1,478 kasus bullying dilaporkan pada tahun 2023. Angka ini meningkat tajam jika dibanding tahun-tahun sebelumnya 266 kasus bullying yang dilaporkan pada tahun 2022 (sekolahmuridmerderka.com, 22/02/2024)
Sekira 62,7 persen remaja SMP di Indonesia tidak perawan (kitamudamedia.com, 02/05/2024)
Hingga Agustus 2023, jumlah anak berkonflik dengan hukum (ABH) di Indonesia tercatat sebanyak 2.000 orang. Dari jumlah tersebut, 1.467 anak berstatus tahanan dan 526 anak lainnya menjalani hukuman sebagai narapidana (kompas.id, 20/09/2024)
Kasus kriminal dan tawuran oleh remaja juga masih marak terjadi.
Tren peningkatan jumlah anak yang terlibat dalam kasus hukum ini menjadi alarm bahwa anak-anak Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Sumpah Pemuda seharusnya bukan hanya di mulut saja, tetapi berlanjut (to be continued) dengan tindakan dan pembuktian positif dari pemuda sebagai pelanjut tonggak peradaban bangsa.
Sumpah pemuda bukan hanya terjadi pada 28 Oktober 1928 saja, namun to be continued/berlanjut di masa kini dengan kreativitas dan karya nyata.
Tentu pemuda pemudi yang baik akan lahir dari rahim masyarakat yang memiliki keshalehan sosial.
Sistem yang baik dan benar sesuai tuntunan syariat adalah satu-satunya sistem yang dapat melahirkan keshalehan sosial.
Jadi tugas penguasa/pemimpin adalah menjaga/mengawal terselenggaranya pemerintahan yang baik dan benar, sehingga menjadi iklim yang kondusif (aman, adil, tenteram, sejahtera) bagi lahirnya pemuda-pemudi tangguh pemersatu umat.
Wahai pemuda, kalian adalah penerus generasi, jangan sampai semua hanya sekedar sumpah dan janji tanpa dibuktikan dengan kepribadian teladan dan karya nyata.
Jadilah sosok pemuda harapan umat yang dibanggakan masyarakat dan harum namanya dicintai penghuni langit.
Akhirul Kalam, kami memohon kehadirat Allah agar menjadikan negeri kami ini negeri yang aman, sejahtera sentosa, sehingga terlahir pemuda pemudi harapan umat. Wallahu a'lam bishshawwab.***
*) Penulis merupakan Fasilitator MT Mar'atus Shalihah, Pangkalan Kerinci, Riau.