Oleh: Yenni Sarinah, S.Pd

Siswi SMP di Riau Dijual Pacar Layani Tamu Hotel, Siapa Biang Masalah Utamanya?

datariau.com
2.232 view
Siswi SMP di Riau Dijual Pacar Layani Tamu Hotel, Siapa Biang Masalah Utamanya?
Ilustrasi (Foto: Internet)

DATARIAU.COM - Framing pacaran itu indah yang dipublikasi merata se-Indonesia melalui media sosial dan media televisi, baik berupa sinetron, film dan tontonan lainnya, akhirnya menuai kerusakan di tatanan sosial masyarakat.

Budaya pacaran yang serba hedon, serba sekuler, meninggalkan aturan agama dari kehidupan sosial berujung pada perusakan generasi secara tersistem.

Rusak hulu dan hilir. Jikapun ada yang terselamatkan dari pergaulan perbinatangan ini, sisanya hanya sedikit sekali. Itupun karena adanya bekal pendidikan akidah yang kokoh, pembinaan, dan lingkungan yang islami turut mendukung seoptimal mungkin.

Miris, mendengar berita dari Riau (riauterkini.com) yang menaikkan pemberitaan tentang Siswa SMP menjual pacarnya untuk melayani birahi lelaki hidung belang di salah satu hotel di Pekanbaru.

EA alias Riko kini harus mendekam di jeruji besi. Pasalnya pria 24 tahun itu telah tega mencabuli dan menjual pacarnya sendiri yang baru berusia 17 tahun kepada pria hidung belang.

Kelakuan Riko terungkap setelah ayah korban mendapati anaknya berada di Winstar Hotel Pekanbaru setelah sekitar 1 bulan tidak pulang ke rumah.

Ayah korban selanjutnya melaporkan kejadian itu ke Polsek Senapelan pada 20 Juni 2022 lalu. Mendapati laporan itu personel Polsek Senapelan kemudian mendatangi hotel yang berada di Jalan Moh Ali tersebut untuk menemukan korban sebut saja Melati.

Mirisnya, saat diamankan, Melati mengaku baru saja melayani tamu atas perintah Riko. Dimana Melati dibayar Rp 300 ribu untuk memuaskan nafsu pria hidung belang tersebut.

Dari keterangan Riko, ia tega menjual pacarnya tersebut untuk biaya hidup selama tinggal di hotel tersebut. Ia menjajakan Melati lewat aplikasi Mi Chat.

Bukan hanya dijual kepada pria hidung belang, Riko juga kerap menyetubuhi Melati yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu. (riauterkini.com, 02/07/2022).

Kejadian ini tentu dampak dari pembiaran orang tua atas pergaulan bebas anak-anaknya, lingkungan sosial yang tidak preventif, pendidikan agama yang tidak membekas, dan pembiaran Negara terhadap konten-konten yang merusak generasi muda.

Orang tua membiarkan anaknya entah kemana perginya. Lingkungan sosial yang membiarkan pria dan wanita bukan mahram berdua-duaan di ruang publik. Pendidikan agama dari sekolah umum yang tidak membekas dan menjadi pelindung generasi muda. Negara yang hanya mementingkan keuntungan materi daripada mementingkan generasi penerusnya. Innalillahi.

Kejadian ini tidak akan separah ini jika Negeri ini mencampakkan sistem kapitalisme produk penjajah dari Barat, yang membawa ide sekulerisme, menjauhkan agama dari kehidupan, menjauhkan agama dari mengatur urusan bernegara.

Negara sekuler seperti saat ini, kurikulum agama hampir saja dihapuskan, media tontonan masyarakat luas yang menjerumuskan tidak terfilter dengan maksimal, abainya peran orang tua untuk mengajarkan dan menjaga anaknya, dan abainya para aparat terhadap aktifitas pergaualan bebas yang tersebar di masyarakat.

Dulu Riau berdaulat beradat. Dulunya adat dijunjung kini jatuh terinjak oleh maksiat. Untuk pemerintah daerah sendiri seharusnya ada usaha pemberantasan lokalisasi seks bebas di hotel-hotel di Riau.

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)