Ini Dia Atlet Peraih Medali Emas Terbanyak di PON Papua

Ruslan
987 view
Ini Dia Atlet Peraih Medali Emas Terbanyak di PON Papua
Foto: tempo
Atlet renang perairan terbuka putri Jawa Timur Adinda Larasati berfoto saat upacara pengalungan medali usai final renang perairan terbuka 10.000 M putri PON Papua di Teluk Yos Sudarso, Kota Jayapura, Papua, Selasa (5/10/2021).

DATARIAU.COM - Gelaran Pekan Olahraga Nasional XX Papua 2020 (PON Papua) resmi berakhir dengan ditandai upacara penutupan di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Jumat malam, 15 Oktober 2021.

Dari sekitar enam ribuan atlet yang bersaing, perenang putri asal Jawa Timur, Adinda Larasati Dewi Kirana, menjadi atlet dengan koleksi medali emas terbanyak dalam pesta olahraga terbesar di Tanah Air edisi ke-20 tersebut.

Secara keseluruhan, Adinda Larasati sukses membawa pulang delapan medali emas dan satu perak. Torehan tersebut terbilang luar biasa. Musababnya, Adinda tampil dengan kondisi tangan yang masih tertanam pen, akibat insiden kecelakaan Juli 2020.

Peristiwa kecelakaan sempat mengganggu persiapan Adinda menuju PON Papua karena harus naik meja operasi. Dia pun harus rehat dan menjauh dari kolam renang selama empat bulan lamanya. Bahkan, kata Adinda, dokter menyarankan untuk tidak melakukan aktivitas berat selama satu tahun.

Namun, dari dalam hatinya, Adinda memiliki target pada PON Papua. Dia ingin tampil dan memberikan yang terbaik untuk Jawa Timur. Tekadnya, mengalahkan semua para pesaing di olahraga renang. Adinda mulai kembali menjalani persiapan pada November 2020 dengan pen masih tertanam di tangannya. "Saya ada target di PON, tidak mau rehat dan harus berusaha," kata Adinda.

Adinda mengaku kerap merasakan ngilu kala menjalani latihan. Saat menyentuh dinginnya air tak jarang membuat lukanya tidak nyaman. Bahkan saat berlomba di Arena Akuatik Kampung Harapan, nyeri pada tangannya masih terasa. Namun, Ia yakin selama punya keyakinan dan tekad yang kuat, semua rintangan dan tantangan bisa terlewati.

Adinda pun membuktikannya dengan menyabet delapan medali emas dan satu perak dalam pesta empat tahunan tersebut. Tujuh emas di antaranya diraih di Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, yang menjadi lokasi perlombaan renang.

Perenang 21 tahun itu tampil superior dan seolah menjadi ratu di arena berstandar internasional tersebut. Dia finis terdepan seperti pada nomor 200 meter gaya bebas putri. Dia mengalahkan Angel Gabriella Yus asal DKI Jakarta dan Ressa Kania Dewi dari Jawa Timur.

Selain itu, pada nomor 800 meter gaya bebas putri, Adinda Larasati Dewi juga berjaya dengan mengalahkan Raina Saumi asal Jawa Barat dan Ressa yang berada di posisi ketiga. Pada nomor tersebut, Adinda mencatatkan waktu 8 menit 59,78 detik. Hasil ini sekaligus memecahkan rekor PON milik Raina Saumi di Pekan Baru pada 2012 dengan 9 menit 01,98 detik.

Ia menciptakan rekor PON pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu dengan torehan 1 menit 01,65 detik atau lebih baik dari rekor sebelumnya milik Angel Gabreilla Yus dengan 1 menit 01,66 detik di PON 2016 di Jawa Barat. Pada gaya kupu-kupu, atlet yang lahir pada 4 Maret 2000 itu juga meraih medali emas pada jarak nomor 50 meter.

Sisanya, dia berkontribusi besar pada nomor estafet. Seperti pada nomor 4x100 meter gaya bebas estafet putri, 4x100 meter gaya ganti estafet putri, dan 4x200 gaya bebas estafet putri.

Selain itu, satu emas Adinda didapat saat berlaga di perlombaan renang perairan terbuka nomor 10 km putri. yang bergulir di Teluk Yos Sudarso. Pencapaian ini lebih baik dari PON 2016 di Jawa Barat yang kala itu Adinda meraih empat emas, satu perak, satu perunggu. "Sudah puas, semula target lima emas dan di PON Papua bisa lebih dari itu. Selain itu, dari catatan waktu juga lebih baik," kata Adinda.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Jawa Timur, Muhammad Chusaini, mengaku bangga dengan pencapaian Adinda yang memiliki banyak kendala dari segi persiapan. "Dia sempat mengalami insiden jatuh dari otopet dan harus operasi. Kami khawatir ketika itu," ujar Chusaini.

Seusai PON Papua, Adinda mengatakan akan segera kembali naik meja operasi untuk melepas pen yang tertanam pada tangannya. Ia tak sabar untuk kembali menatap ajang-ajang besar lainnya seperti SEA Games dan Asian Games. "Setelah itu, saya akan operasi. Semoga cepat pulih," ujar Adinda.

Adinda berkontribusi besar atas pencapaian Jawa Timur pada perlombaan renang di PON Papua. Jawa Timur menjadi kontingen dengan raihan medali terbanyak pada perlombaan renang dengan 14 emas, 7 perak, dan 9 perunggu. Selain Adinda, emas Jawa Timur juga meraih medali emas dari Nurul Fajar Fitriyati pada nomor 100 dan 200 meter gaya punggung putri.

Selain itu juga ada medali dari Ressa Kania Dewi yang berlomba pada nomor 200 meter gaya dada putri dan 200 meter gaya ganti perorangan putri. Medali juga dipersembahkan Patricia Yosita Hapsari yang turun pada 100 meter gaya bebas putri dan Glenn Viktor yang meraih dua medali emas masing-masing pada nomor 50 dan 100 meter gaya kupu-kupu putra.

Pada renang perairan terbuka, Jawa Timur juga menjadi yang terbaik dengan raihan empat emas dan dua perak. Khusus untuk kolam renang, pencapaian di Papua lebih baik dari PON 2016 di Jawa Barat yang kala itu Jawa Timur membawa pulang sembilan emas, 11 perak, dan 13 perunggu.

Chusaini berharap prestasi atlet renang Jawa Timur akan terus meningkat. PRSI Jawa Timur juga telah menyiapkan serangkaian program untuk menuju PON Aceh dan Sumatera Utara pada 2024. "Kami melihat ada sedikit gap karena ada beberapa atlet yang sudah senior dan kami perkirakan empat tahun mendatang prestasi sudah menurun," kata Chusaini. (*)

Source: tempo.co

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)