Ketua MKA LAMR Pekanbaru: Perkuat Ibadah dan Lestarikan Adat di 10 Hari Terakhir Ramadan

datariau.com
386 view
Ketua MKA LAMR Pekanbaru: Perkuat Ibadah dan Lestarikan Adat di 10 Hari Terakhir Ramadan
Foto: Endi
Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kota Pekanbaru, Datuk Seri Rizky Bagus Oka.

PEKANBARU, datariau.com - Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kota Pekanbaru, Datuk Seri Rizky Bagus Oka, mengajak masyarakat untuk memaksimalkan ibadah sekaligus menjaga tradisi adat Melayu yang sarat dengan nilai keagamaan di penghujung bulan suci Ramadan 1446 H/2025 M. Baginya, Ramadan bukan sekadar waktu berpuasa, tetapi juga momen untuk mempererat hubungan dengan Sang Pencipta dan sesama manusia.

“Dalam adat Melayu, agama dan budaya ibarat dua sisi mata uang. Tak terpisah, tapi saling melengkapi. Di 10 hari terakhir Ramadan ini, mari kita perkuat ibadah dan jaga tradisi, agar marwah kita tetap teguh,” kata Datuk Seri Bagus Oka, Senin (24/3/2025).

Dikatakan Datuk Seri Rizky Bagus Oka, sepuluh malam terakhir Ramadan memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam. Inilah waktu terbaik untuk meraih Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Datuk Seri Rizky mengajak seluruh masyarakat Pekanbaru untuk meningkatkan qiyamul lail, tadarus Al-Quran, berzikir, dan bersedekah.

“Adat Melayu mengajarkan kita untuk menjemput berkah, bukan menunggu. Malam Lailatul Qadar adalah anugerah luar biasa. Jangan sia-siakan waktu ini hanya karena sibuk dengan duniawi. Kita persiapkan hati dan diri sebaik-baiknya," ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga lisan dan perbuatan, sesuai dengan pepatah Melayu, 'Tutur kata yang lembut, Wajah yang ramah, Itulah tanda orang beriman.'

Selain ibadah, adat Melayu memiliki berbagai tradisi yang memperkuat nilai religius dan sosial. Salah satunya adalah Festival Lampu Colok, tradisi menyalakan lampu minyak yang biasanya dihiasi di sepanjang jalan, masjid, dan surau.

“Lampu colok bukan sekadar penerang malam. Ia simbol cahaya iman, harapan, dan semangat kebersamaan. Dalam gelap malam Ramadan, kita diingatkan bahwa dengan iman dan amal, kita akan menemukan jalan yang terang,” jelas Datuk Seri Rizky Bagus Oka.

Ditambahkan Datuk Seri Bagus Oka, tradisi lain seperti Berbagi Berkat kepada fakir miskin dan anak yatim juga menjadi wujud nyata dari falsafah Melayu yang mengutamakan kebersamaan. Menurutnya, dalam rezeki yang dimiliki seseorang, terdapat hak orang lain yang membutuhkan.

“Adat Melayu tak membiarkan orang lain lapar ketika kita kenyang. Di sinilah kita jaga marwah, dengan saling berbagi dan peduli,” ucapnya.

Penulis
: Endi Dwi Setyo
JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)