PEKANBARU, datariau.com - Salah satu media online Riau yang belum lama mengorbit yakni Riau1.com mendadak menjadi buah bibir di kalangan jurnalis. Berita yang dimuat media tersebut dengan judul "Beredar Postingan di Whatsapp 319 Media Diduga Media Abal-Abal, Inilah Daftar Medianya" dikecam beberapa pemilik media.
Salah satu perusahaan pers yang merasa dirugikan dengan munculnya pemberitaan tersebut yakni media Beritalima.com. Melalui Pemimpin Redaksi Moch Efendi SH, Beritalima mengungkap kecewa atas munculnya berita yang dinilai bohong atau hoax di Riau1 tersebut. Menurutnya, riau1 tidak terdaftar di Dewan Pers dan diduga telah melanggar kode etik.
Pasalnya, dalam berita media riau1 tersebut menyebutkan bahwa nama-nama media yang diduga abal-abal itu telah viral di media sosial berjenis WhasApp. Namun, beberapa perusahaan pers merasa dirugikan atas berita itu lantaran media terkait tidak melakukan pengecekan keabsahannya informasi itu dan malah justru ikut menulis dan memviralkan berita bohong tersebut.
Berita itu menyebutkan nama pemilik media dan nama perusahaan pers yang konon informasi itu sudah viral di media sosial. Namun langkah riau1 memuat informasi bohong itu secara bulat-bulat, membuat kecewa pihak beritalima.
"Kami sangat kecewa dan merasa dirugikan oleh berita itu, selain mencatut nama media tanpa konfirmasi, media riau1 sendiri malah tidak terdaftar di Dewan Pers, ini sangat merugikan kami selaku pemilik perusahaan pers. Mengingat beritalima.com memang terdaftar di Dewan Pers," kata Moch Efendi SH dalam pernyataan di medianya.
Mestinya, kata Efendi, dengan adanya hal seperti itu media terkait melakukan pengecekan atas informasi yang diterima. Jika tidak benar mestinya dia meminta pada si penyebar untuk tidak menyebarkan berita bohong. "Bukan malah membantu memviralkan seperti itu," pungkasnya.
Setelah ramai menjadi perbincangan bahkan secara nasional, pihak riau1 segera memberikan klarifikasi dan dimuat di situs riau1.com.
Pemimpin Redaksi Riau1 Elpi Alkhairi didampingi Pemimpin Perusahaan Muhardi dan Koordinator Lapangan Amril Jambak, Haspian Tehe dan Satria Utama Batubara, memberikan penjelasan klarifikasi, bahwa berita tersebut bukanlah berita hoax seperti yang marak disebutkan sejumlah pihak.
"Karena ada sumber yang dirangkum anggota kita di lapangan yakni nyata dan benar adanya beredar di group Whatssap. Jadi bukan redaksi yang mengarangnya. Ini yang perlu dipahami para pembaca. Kami juga media yang berkomitmen mengatasi pemberitaan hoaks," terangnya, kemarin.
Yang kedua, lanjutnya, bahwa Riau1.com tidak bermaksud menyebutkan sejumlah media adalah abal-abal. Namun yang ingin dijelaskan, adalah terkait beredarnya pesan dalam grup Whatsapp yang menyebutkan tentang adanya oknum-oknum wartawan yang mengatasnamakan sebuah media tempatnya bekerja. Padahal, mereka tidak ada kaitannya sama sekali dengan media yang disebutnya sebagai tempat ia bekerja.
"Mungkin dalam rilis dalam Whatsapp yang kami terima itu, tidak semuanya seperti yang diduga. Namun setidaknya, dengan adanya pemberitaan itu, sebenarnya pemberitahuan bagi rekan-rekan khususnya pemimpin media. Sehingga bila ada medianya yang dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab, bisa langsung mengambil sikap," terang Pimpinan Redaksi Riau1.
"Seperti contoh, yang terjadi pada Gemantaranews. Karena sesuai pengakuan Rudi selaku penanggung jawab daerah Riau, oknum berinisial P tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan media yang dipimpinnya. Bahkan, Rudi juga mengaku tidak kenal sama sekali dengan oknum berisinial P, seperti yang disebutkan dalam rilis Whatsapp tersebut. Setelah menerima penjelasan tersebut, Rudi pun mengaku dapat memahami maksud dari pemberitaan tersebut. Tidak hanya itu, pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada redaksi Riau1.com," tulis klarifikasi di Riau1.
Berita yang dipublis Riau1 memang banyak mendapat tanggapan, bahkan beberapa pihak media yang dituding dalam berita itu ingin melakukan aksi ke Dewan Pers. Namun apapun alasannya, tentu hal ini tidak baik bagi dunia jurnalistik Indonesia, seharusnya pihak media yang merasa dirugikan bisa melakukan komunikasi dengan pihak Riau1, sama-sama mencari solusi dan tidak diperpanjang. Namun beberapa pihak tampak masih tidak puas, hal ini terpantau melalui pesan berantai.
Dalam pesan berantai tersebar di Group WhatsApp, ada seruan untuk pemilik media sama-sama kumpul di Jalan Kebun Sirih Jakarta Pusat di Gedung Dewan Pers untuk diskusi langkah dan upaya hukum dan tindakan lainnya, menetapkan langkah upaya pencairan lalu membentuk Team Investigasi. Setelah menemukan dengan otentik Penyebar Fitnah Keji tersebut maka akan ditentukan tanggal hari guna melaporkan kasus tersebut ke Dewan Pers, Kemkominfo, Komisi 1 DPR RI, dan Mabes Polri.
"Himbauan Ini Berlaku bagi Wartawan / Pemilik Media walaupun tidak Terdaftar nama Media nya pada list Hoax tersebut. Oleh Karena itu silahkan Isi Nama dan Media serta Cantumkan Kontak masing masing." Demikian himbauan itu yang sudah diisi 21 media yang ingin ikut dalam aksi.