Stop Bullying! KKN MAs 63 Sentuh Hati Murid SDN 23 Bunsur Melalui Psikoedukasi

datariau.com
1.390 view
Stop Bullying! KKN MAs 63 Sentuh Hati Murid SDN 23 Bunsur Melalui Psikoedukasi
Foto: Rahma Dania Riski Kamilah
Tampak salah seorang murid SDN 23 Bunsur menangis saat mengungkap pengalaman bullying, dalam psikoedukasi KKN MAs Kelompok 63.

SIAK, datariau.com - Bullying masih menjadi masalah yang dekat dengan anak-anak bahkan di sekolah dasar.

Mahasiswa KKN MAs Kelompok 63 Desa Bunsur dari Program Studi Psikologi Islam memfasilitasi kegiatan psikoedukasi Stop Bullying dan Pengenalan Emosi di SDN 23 Bunsur.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang bahaya perundungan.

Puluhan siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Edukasi di memulai dengan menjelaskan apa itu bullying, jenisnya, dan efek negatifnya.



Dijelaskan bahwa bullying bukan hanya kekerasan fisik, seperti memukul atau mendorong, tetapi juga ejekan, panggilan julukan, atau perlakuan sosial, seperti mengucilkan teman. Penjelasan disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami anak-anak.

Siswa kemudian diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman mereka untuk meningkatkan pemahaman tentang bullying.

Beberapa siswa dengan berani menceritakan kisah mereka menjadi korban bullying.

Momen ini menjadi titik refleksi bersama bahwa perundungan memang nyata terjadi di sekolah, bukan hanya sekadar istilah yang dipelajari.

Sebagai bentuk visualisasi, mahasiswa mengajak anak-anak menuliskan kata-kata atau tindakan bullying pada kertas ywng telah dibagikan.

Kertas-kertas tersebut ditempelkan pada gambar tubuh yang ditampilkan pada papan tulis.

Hasilnya, papan tulus penuh dengan kata-kata menyakitkan seperti “bodoh”, “jelek” dan sebagainya.



Hal ini menunjukkan betapa menyakitkannya ucapan atau tindakan yang sering dianggap sepele, sekaligus menjadi pengingat bagi anak-anak untuk lebih berhati-hati dalam berkata dan bertindak.

Mahasiswa juga menyampaikan materi singkat tentang pengenalan emosi setelah sesi refleksi.

Anak-anak belajar emosi dasar seperti senang, sedih, marah, dan takut.

Fokus utamanya adalah bahwa setiap emosi itu wajar, tetapi harus dikomunikasikan dengan sehat.

Siswa diharapkan dapat mengendalikan emosi mereka dan menghindari perilaku yang dapat melukai teman, seperti bullying, dengan memahami emosi mereka sendiri.

Penulis
: Rahma Dania Riski Kamilah
JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)