DATARIAU.COM - Bulan Ramadhan yang merupakan bulan agung telah pergi, Syawal pun akan berakhir. Namun penderitaan warga Gaza Palestina belum berhenti. Hampir 18 bulan atau lebih dari 500 hari kekejaman dan genosida dari Zionis Yahudi terus berlangsung di sana.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) telah menyatakan keprihatinan yang mendalam atas penurunan tajam stok pangan di Gaza. Setidaknya ada dua juta orang yang sebagian besar mengungsi, saat ini hidup tanpa pendapatan apapun, dan sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan pangan utama mereka.
WFP memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di jalur Gaza. Menurut WFP, Gaza sangat membutuhkan aliran pangan yang tidak terputus dan terus menerus untuk menghindari keruntuhan total ketahanan pangan. (Metrotvnews, 20/04/2025)
Saat ini, warga Palestina mulai memakan daging kura-kura untuk memenuhi kebutuhan protein mereka. Salah satu warga Gaza Majidan Qanan mengatakan, anak-anak di Gaza harus dibujuk agar mau memakan daging kura-kura tersebut. Qanan menjelaskan ini kali ketiga dirinya menyiapkan daging kura-kura untuk keluarganya. Tidak ada perbatasan yang dibuka dan tidak ada apapun di pasar. (CNNIndonesia, 19/04/2025)
Di Ambang Krisis
Penderitaan warga Palestina semakin meningkat di tengah aksi kejahatan Zionis Yahudi yang semakin brutal. Kini mereka di ambang krisis pangan. Tidak ada pintu perbatasan yang dibuka oleh Zionis tersebut untuk masuknya bantuan-bantuan dari seluruh dunia termasuk bahan makanan. Mereka ibarat dalam penjara besar yang terus menerus disiksa dan tidak diberi makan.
Seolah hari ini tidak ada yang mampu menghentikan genosida terbuka yang dilakukan oleh Zionis Yahudi di Palestina. Semua mata di dunia menyaksikan itu tanpa ada yang mampu menghentikannya. Bahkan organisasi internasional PBB tidak punya jalan untuk mengakhiri genosida ini. Bahkan saat fatwa jihad telah dikeluarkan dan umat menyerukannya sebagai solusi, para penguasa negeri Muslim masih mencukupkan diri dengan kecaman tanpa aksi nyata. Bagi kaum Muslim, kondisi ini benar-benar menyesakkan dada.
Kondisi ini semakin memperjelas bahwa organisasi kemanusiaan dunia, penguasa negeri-negeri kaum Muslim serta umat Islam yang tercerai berai dalam sekat-sekat negara tidak memiliki kekuatan untuk memerangi Zionis Yahudi yang telah menghancurkan Palestina. Mereka mencari berbagai solusi di tengah sistem yang tidak berpihak kepada kepentingan Islam. Mereka terbungkam dan terjebak oleh berbagai kepentingan internasional demi mengamankan urusan negara masing-masing.
Di sisi lain, Zionis Yahudi tidak menghiraukan berbagai kecaman yang datang dari seluruh dunia. Mereka yang sejatinya telah porak poranda seolah kuat karena masih berlindung di balik dukungan penuh Amerika Serikat, Inggris dan Perancis. Pasokan senjata, dana dan lainnya terus diberikan untuk berjalannya genosida ini.
Persatuan Umat
Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan umat Islam untuk memberikan pertolongan kepada saudaranya sesama Muslim. Allah juga menyatakan bahwa umat Islam adalah bersaudara. Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam juga bersabda bahwa umat Islam adalah satu tubuh. Oleh karena itu wajib menolong saudaranya.
Namun selama umat Islam masih terikat pada nasionalisme warisan penjajahan, mereka tidak akan pernah benar-benar bersatu, jihad pun tidak akan pernah digerakkan. Maka umat Islam harus mencampakkan nasionalisme, menyadari bahwa penjajahan hanya bisa dihentikan dengan persatuan umat dalam satu kepemimpinan global, yaitu Khilafah sebagai perisai umat.
Umat wajib menyeru semua Muslim di seluruh dunia dengan seruan yang sama. Umat harus terus mengingatkan tentang persatuan umat dan kewajiban menolong mereka. Umat harus bergerak menuntut penguasa Muslim melaksanakan kewajiban menolong Palestina dengan melaksanakan jihad.
Gerak umat harus ada yang memimpin agar terarah. Pemimpin dakwah itu adalah jama'ah ideologis yang menyerukan jihad dan tegaknya Khilafah. Para pengemban dakwah harus terus bergerak dengan mengerahkan seluruh kemampuannya agar persatuan umat terwujud, berjuang bersama agar persoalan umat termasuk Palestina segera terselesaikan dan kehidupan Islam dapat dilangsungkan kembali.***