DATARIAU.COM - Berita kekerasan pada generasi tak urung berhenti, malah semakin menjadi. Terbukti beberapa kasus hari ini disinyalir dilakukan oleh remaja. Diantaranya kasus pencurian yang terjadi di Purwakarta melibatkan pemuda berusia 18 tahun yang statusnya masih pelajar SMK yang melakukan aksi pencurian dengan kekerasan di malam hari, seperti kasus yang marak terjadi di Yogyakarta pada malam hari yang para pelakunya membawa senjata tajam untuk menundukkan korbannya.
Kasus yang sedang ramai jadi bahan perbincangan yaitu kasus penganiayaan dilakukan anak pejabat pajak Mario Dandy Satriyo terhadap putra petinggi GP Ansor Jonathan Latumahina, David. Notabene kekerasan yang dilakukan Mario dilakukan secara brutal dan direkam oleh temannya. Terlepas dari alasan yang mendasari kekerasan adalah hal yang tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun dan dengan siapapun.
Berita kekerasan juga terjadi di kabupaten Bone yang pelakunya juga masih usia remaja, korbannya pun masih beruisia remaja bahkan masih duduk di bangku SMP yang menjadi korban kebrutalan nafsu bejat mereka. Bagaimana tidak, mereka beramai-ramai memperkosa korban. Sungguh miris potret generasi saat ini. Mau dibawa kemana arah perubahan generasi yang rusak saat ini? Mengapa kasus kekerasan sangat marak terjadi di kalangan generasi muda?
Semakin banyaknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemuda dewasa ini seharusnya membuat kita menyadari bahwa ada yang salah pada sistem kehidupan kita. Disamping gempuran budaya barat yang masuk secara masif melalui banyak pintu yang terbuka diantaranya media internet mudah diakses seperti dua sisi mata uang yang harus diperhatikan kerusakannya pada remaja. Gempuran itu tidak terbendung juga tidak adanya penjagaan dari semua elemen.
Elemen yang pertama adalah pondasi awal keluarga. Saat ini keluarga yang seharusnya menanamkan nilai-nilai agama dan keteladanan justru absen dalam hal pengasuhan. Tidak sedikit orang tua yang menitipkan anaknya untuk diasuh oleh pihak lain dengan alasan orang tuanya bekerja, sehingga urusan mendidik anak hanya mengandalkan dari sekolah. Padahal kehadiran orang tua justru sangat dibutuhkan anak sebagai sandaran dan teladan bagi mereka.
Elemen yang kedua adalah sistem pendidikan saat ini yang mulai dari gagalnya sistem pendidikan membentuk anak didik yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia. Bagaimana tidak, sistem regulasi saat ini membuat hasil dari pendidikan meterialistik semata, jauh dari nilai-nilai Islam. Juga para guru mengalami tekanan hidup yang sangat berat dengan upah yang minimal ditengah sulitnya mengais rezeki di zaman yang semakin rusak sekarang.
Elemen masyarakat sebagai penjagaan sosial hari ini terkesan abai, karena kurangnya kepedulian mereka terhadap generasi karena memang kerusakan juga terjadi ditengah-tengah masyarakat.
Elemen negara dalam hal ini tidak dipungkiri berlepas tangan dan tidak adanya penjagaan yang dilakukan sebagai wujud periayahan kepada generasi yang notabene adalah rakyat yang tongkat estafet kelak berada di tangannya.
Lalu akankah kita terus terpuruk dalam pusaran kerusakan yang semakin dalam?
Indonesia adalah penduduk yang mayoritas muslim saat ini, harus menyadari bahwa agama yang dipeluknya bukan hanya agama yang mengatur masalah ibadah semata, tetapi disini ada seperangkat aturan yang sempurna yang bisa menjadi solusi atas masalah generasi saat ini. Aturan yang berasal dari Pencipta kita manusia yang tentunya paling mengerti karakteristik ciptaan-Nya.
Sudah dibuktikan kejayaannya lewat generasi emas dimasa lalu. Dalam Islam, keluarga adalah pondasi awal bertugas membentuk akidah yang kuat dalam diri anak, menanamkan nilai-nilai Islam sehingga terbentuk sifat terpuji buah dari akidah yang kuat.
Juga dalam hal pendidikan, dalam Islam adalah pencetak output generasi yang unggul dalam hal penerapan prinsip moral dan spiritual. Hal itu karena pendidikan berdasarkan prinsip akidah Islam.
Di lingkungan masyarakat pun diterapkan aturan Islam lalu masyarakat memiliki perasaan yang sama terhadap aturan yang sama sehingga menjadi benteng untuk individu ketika akan melakukan kemaksiatan.
Terakhir adalah negara yang bertugas menjauhkan dan menjaga generasi dari budaya luar yang merusak. Membatasi semua konten media yang merusak.
Negara juga bertugas menangkal berbagai segala ide, pemikiran yang bertentangan dengan akidah Islam. Islam menjadikan akidah Islam sebagai asas seluruh aspek kehidupan, sehingga menyadari dunia adalah tempat menanam kebaikan untuk dipanen di akhirat kelak.
Hal ini akan menjaga setiap individu untuk selalu dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Islam juga mewajibkan masyarakat dan Negara sebagai pilar yang menjaga umat selalu dalam kebaikan. Allahu a'lam. ***