PEKANBARU, datariau.com - Anggota DPRD Kota Pekanbaru Aidil Amri SSos mengkhawatirkan kondisi di daerah kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Pesisir (Rumpes) yang dalam sepekan ini 8 orang terindikasi terkena demam berdarah dengue (DBD). Politisi Demokrat ini menilai Limbungan sudah darurat DBD.
"Dapat kami sampaikan dalam sepekan ini 8 orang warga kami (Limbungan, red) terkena DBD," kata Aidil Amri kepada wartawan, Senin (4/11/2019).
Khawatir dampaknya semakin meluas, Aidil minta kepada Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tanggap menyikapi persoalan yang kini meresahkan warga setempat. Tentunya dengan mendatangi lokasi yang terindikasi DBD dan mengambil tindakan cepat untuk pencegahan.
"Kita minta Dinas Kesehatan untuk cepat tanggap, merespon persoalan DBD ini. Jangan sampai masalah ini terus meluas. Ingat, dinas harus berbuat sesuatu," tegas Aidil.
Dengan kondisi seperti yang diketahui langsung oleh Aidil ini, dia menyebutkan bahwa saat ini Limbungan disebutnya gawat darurat DBD. "Korbannya ada tiga anak kecil, kita minta dinas mengecek juga kondisi korban, dan harus ada sikap tegas untuk kedepannya," tegasnya.
Diakuinya, dampak DBD ini dikarenakan kondisi lingkungan yang kotor dan tentu tidak diperhatikan untuk dibersihkan, apalagi DBD ini muncul disaat musim penghujan seperti saat ini, yang banyak menghasilkan genangan air, termasuk juga banyak-banyak sampah yang tidak dibuang pada tempatnya, dan berserakan dilingkungan rumah.
Aidil menghimbau kepada seluruh perangkat pemerintahan, mulai dari Camat, Lurah, dan RT/RW untuk kembali menggalakkan budaya gotong royong seperti yang dulu pernah menjadi kebiasaan masyarakat Pekanbaru dalam bersih-bersih lingkungan maupun drainase.
"Peran perangkat pemerintahan, Camat, Lurah, RT/RW sangat kita tunggu dalam upaya kembali menggerakkan gotong royong, ini tidak bisa ditinggalkan harus terus digalakkan, minimal seminggu sekali di hari Sabtu atau Ahad," saran Aidil.
Disebutkan Aidil lagi, banyak selokan atau drainase yang diisi oleh sampah-sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan. "Maka Lurah, RT/RW jangan hanya melihat masalah saja, tapi harus bisa mencari solusi untuk kebersamaan membersihkan lingkungan,* paparnya lagi.
Kondisi dari dampak yang diakibatkan oleh sampah-sampah, lingkungan kotor ini adalah DBD saat hujan. "Lurah harus bisa mengkoordinir, dan semua harus bergerak, RT/RW harus tegas dan jangan hanya menjadi penonton saja," paparnya.
Kepada warga juga diimbau Aidil untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan. "Tidak bisa semua mengandalkan dari Pemko, tapi kita juga harus peduli," saran Aidil. (iar)