Sedihnya Orang Tua Paskibraka: Kami Melihat Dia Tak Berhijab di TV

datariau.com
976 view
Sedihnya Orang Tua Paskibraka: Kami Melihat Dia Tak Berhijab di TV
Foto: BBC News Indonesia
Maulia (tengah) bersama ibu dan ayahnya sebelum berangkat ke IKN.

DATARIAU.COM - Nurmis, 54 tahun, adalah orang tua dari Maulia Pemata Putri, anggota Paskibraka putri pada 2024 dari Sumatera Barat.

Nurmis bercerita bahwa sejak kecil anaknya selalu menggunakan jilbab saat berada di luar rumah. Dia pun terkejut saat melihat anaknya dari televisi melepas jilbab saat pengukuhan Paskibraka, Selasa lalu.

“Setelah pemusatan latihan pada 12 Juli 2024 lalu kami sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan anak kami dan kami melihat dia tidak berhijab itu saat pengukuhan yang ditayangkan di TV kemarin itu,” kata Nurmis saat dihubungi wartawan Halbert Caniago yang melaporkan untuk BBC Indonesia, Kamis (15/8/2024).

Nurmis juga mengaku tidak pernah diberi tahu oleh BPIP bahwa anaknya akan melepas jilbab baik saat pengukuhan maupun pengibaran bendera.

“Seharusnya untuk pelarangan berhijab itu pihak BPIP mengonfirmasi terlebih dahulu kepada orang tua, tetapi ini tidak. Selama ini kami juga tidak mengetahui adanya aturan seperti itu, kami mengetahuinya saat ditayangkan di TV saja “ katanya.

Ia berharap, pada pelaksanaan upacara bendera di IKN, setiap anggota Paskibraka putri yang menggunakan hijab untuk tidak dilarang.

Nurmis mengungkapkan, menjadi seorang Paskibraka adalah mimpi dari Maulia. Anak keempatnya, katanya, tekun berlatih dari subuh hingga malam untuk dapat menjadi anggota Paskibraka pusat, dari seleksi di tingkat kota hingga provinsi.

“Maulia melakukan latihan setiap hari sepulang sekolah. Bahkan hari Sabtu itu dia diantarkan sama papanya pergi latihan selepas salat subuh. Karena latihannya dimulai pukul 05.45 WIB,” katanya.

Pada 12 Juli 2024 lalu, Nurmis bersama suami dan tiga anaknya serta mengantarkan Maulia ke Bandara Internasional Minangkabau untuk berangkat ke IKN.

“Hari itulah terakhir saya bertemu Maulia dan berkomunikasi terakhir itu saat dia sampai di Bandara di IKN mengabarkan bahwa dirinya sudah sampai,” lanjutnya.

Setelah itu, Nurmis tidak pernah lagi bisa berkomunikasi dengan anak perempuan satu-satunya itu dan hanya bisa memastikan kabarnya melalui media sosial BPIP dan tayangan di TV.

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menyatakan bahwa aturan BPIP itu tidak menghormati konstitusi dan meminta kebijakan tersebut dicabut dan tidak diberlakukan lagi oleh BPIP.

Selain itu keberatan juga datang dari orang tua pelajar putri asal Yogyakarta saat melihat foto anaknya tanpa jilbab di acara pengukuhan, kata Plt Kepala Kesbangpol Yogyakarta Anna Rina Herbranti, Rabu (14/8).

"Kami menolak aturan tersebut karena [keharusan melepas jilbab] itu bertentangan dengan Pancasila dan Hak Asasi Manusia. Di Yogyakarta, kami tidak pernah memberlakukan kebijakan tersebut," kata Anna.

Source: BBC News Indonesia

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)