Ziarah Bathin Dan Perang Bersosoh, Syamsuar: Maka Sejarah, Bagi Kami Untuk Menjaga dan Melestarikannya

Hermansyah
945 view
Ziarah Bathin Dan Perang Bersosoh, Syamsuar: Maka Sejarah, Bagi Kami Untuk Menjaga dan Melestarikannya
Gambar: Atan Lasak
Syaukani

BENGKALIS, datariau.com - Kampanye dialogis calon Gubernur Riau Drs H Syamsuar Msi di Desa Pedekik, Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis adalah sebuah Ziarah Bathin menjulang sejarah yang merupakan identitas diri untuk menatap masa depan yang lebih baik.

Sejarah sendiri adalah napak tilas pembangunan dan Desa Pedekik yang dikunjungi Syamsuar, Ahad (6/5/2018) pagi, menoreh gemilangnya pejuangan mengusir penjajahan Belanda.

Syahdan, diawal kemerdekaan Republik Indonesia sekitar pada tahun 1949, agresi meliter Belanda II, para pejuang seperti Kyai Haji Imam Bulqim atau Imam Saleh bersama Kyai Haji Sudirman dan Kyai Haji Arasyid, menjadikan Masjid Jamid yang sekarang diubah nama menjadi Masjid Fisabilillah sebagai salah satu titik pertempuran antara pejuang kemerdekaan dengan pihak Belanda yang melakukan agresi militer.

Bersama masyarakat, saling bahu-membahu, para pejuang tersebut berhasil menyerang kedudukan Belanda di daerah ini. Perang itu dikenal sebagai perang bersosoh atau dalam istilah di Bengkalis ini disebut perang bersosah yaitu perang berhadap-hadapan antara pasukan Belanda dengan pejuang kemerdekaan.

Catatan sejarah itu, kata Ketua Parpol Koalisi Riau Bersatu (Karib) Bengkalis, Syaukani Al-Karim, menunjukkan bahwa peperangan ini menjadi sesuatu yang sangat penting dalam memberi harga martabak bagi Bengkalis menuju hari-hari berikutnya.

Beberapa pasukan Belanda tewas dalam pertempuran satu lawan satu. Padahal para pejuang hanya menggunakan bambu runcing. Serangan yang dilakukan pejuang kemerdekaan itu memberi pukulan yang sangat luar biasa dari sisi kemiliteran dan politik bagi Belanda.

Hari ini kata anggota DPRD Bengkalis yang juga dikenal sebagai seniman dan budayawan Riau itu, makna yang diambil Syamsuar pada kampanye dialogis di Desa Pedekik, ingin bagaimana memetik atau mengambil semangat yang ada dalam perjuangan kemerdekaan dalam perang bersosoh ini.

"Tentunya semangat juang itu menjadi semangat bagi kita membangun Riau, bahwa kita Bengkalis memberi amanah-amanah tentang kemakmuran, martabak, dan permata bagi sejahtera kepada pemimpin, dan semangat itu harus menjadi mesin pendorong bagi Syamsuar ketika beliau menjadi Gubernur Riau," ungkap Syaukani.

Dan Insya Allah, amanah yang diberikan pejuang, masyarkat, kepada Pak Syamsuar nantinya menjadi pemicu bagi kesejahteraan kemakmuran dalam kontek memberikan yang lebih baik.

Kemudian dengan kedatangannya Syamsuar yang disambut dengan kompang serta pengalungan bunga.

Syamsuar mengatakan dalam melanjutkan amanah pejuang itu tentunya saat ini tidak lagi dengan melawan Belanda ataupun penjajah. Tapi, ada tiga perang yang harus dilakukan (dilawan), sehingga Riau lebih baik.

Dijelaskan Syamsuar dimana tiga perang tersebut diantaranya perang melawan kemiskinan, perang melawan kebodohan dan perang melawan Narkotika (Narkoba).

"Kita tak mau Riau menjadi sejarah masuknya Narkoba dari luar, karena Riau punya catatan sejarah kemerdekaan, catatan kemajuan kerajaan Melayu Islam. Kami komitmen terhadap sejarah Riau yang gemilang dan ini harus dibangkitkan dengan kebersamaan. Insya Allah, jika saya di amanahkan menjadi Gubernur Riau bersama Edy Nasution, maka sejarah adalah bagian prioritas bagi kami untuk menjaga dan melestarikannya," imbuhnya.

Editor
: Hermansyah
Sumber
: Riaukepri.com
JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)