BANDA ACEH, datariau.com - Walikota Banda Aceh, Aminullah
Usman, meminta agar pihak Perbankan dapat menjadi leader dalam
pengembangan sistem keuangan syariah di Aceh khususnya Banda Aceh. Hal
tersebut disampaikan Wali Kota Aminullah saat meresmikan relokasi gedung
baru BNI Syariah Cabang Banda Aceh yang terletak di Jalan Tgk Daud
Beureueh, Nomor 25 CDE, Kamis (13/12/2018).
Menurutnya, perbankan
memiliki andil besar dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Karena bank yang menghimpun dana masyarakat dan kemudian menyalurkannya
lagi dalam bentuk berbagai pembiayaan bagi masyarakat."
"Apalagi
Aceh masih cukup besar angka kemiskinan dan penganggurannya
dibandingkan daerah lain di Indonesia. Jika semakin banyak aktivitas
perbankan yang terjadi, maka akan menumbuhkan perekonomian sehingga
angka kemiskinan dan pengnagguran juga ikut turun," katanya.
Dan
khusus untuk Aceh yang memberlakukan syariat Islam, sambungnya, maka
ekonominya juga harus berlandaskan syariat tak terkecuali lembaga
keuangan yang beroperasi di Aceh. "Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan agar perbankan dapat menjadi leader pembangunan sistem
keuangan syariah di Aceh," pintanya.

"Bank
atau lembaga keuangan lainnya yang berbasis syariah semakin mendapat
tempat di hati masyarakat, meskipun sekitar 40 persen market share-nya
masih dimiliki oleh bank atau lembaga keuangan konvensional. Ini yang
menjadi tantangan kita semua," kata Aminullah yang juga Ketua Masyarakat
Ekonomi Syariah (MES) Aceh.
Masih menurut Aminullah,
pengembangan ekonomi syariah merupakan bagian dari upaya penerapan
syariat Islam secara kaffah yang telah dilakukan oleh Pemko Banda Aceh.
"Semua sektor harus berbasis syariah. Bukan hanya lembaga keuangan, tapi
juga rumah sakit hingga perhotelan."
Ia pun menyampaikan
apresiasi komitmen BNI dalam mengembangkan ekonomi syariah selama ini.
"Di samping prospek bank syariah memang cukup menjanjikan di Aceh, tentu
dibutuhkan komitmen dari pihak manajemen bank agar cita-cita mulia ini
dapat terwujud. Kami ucapkan terima kasih dan selamat atas peresmian
gedung baru BNI Syariah ini," sebutnya.
Dirut BNI Syariah
Abdullah Firman Widowo yang juga hadir di sana mengungkapkan, sebagai
daerah yang menerapkan syariat Islam, Aceh sangat potensial dalam
pembangunan bisnis berbasis syariah. "Ekonominya juga terus tumbuh, dan
kini market share perbankan syariah sudah mencapai 50 persen lebih, jauh
di atas skala nasional yang baru 5,7 persen," ungkapnya.
"Ini
peluang sekaligus tantangan bagi kami untuk semakin meningkatkan
pelayanan syariah kepada masyarakat Aceh khusuanya Banda Aceh. Kami
yakin BNI Syariah akan semakin maju dan berkembang pesat, dan mampu
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi syariah di Aceh," ungkapnya
lagi.

Di
tempat yang sama, Deputi Kepala BI Aceh T Munandar mengungkapkan sistem
ekonomi syariah telah terbukti tangguh mampu melewati ujian krisis
ekonomi yang pernah melanda Indonesia pada 1998 silam. Di saat banyak
bank konvesional kolaps kala itu, sebutnya, bank syariah mampu survive.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong masyarakat Aceh untuk memilih
layanan perbankan syariah.
Dirinya juga memuji inovasi dari Wali
Kota Aminullah yang mendirikan lembaga keuangan mikro syariah PT Mahirah
Muamalah Syariah (MMS). "Setahu kami ini baru yang pertama di
Indonesia. Komitmen Pak Wali Kota dalam mengembangkan ekonomi syariah
patut diapresiasi. Dan penghargaan Entrepreneur Award 2018 dari
Kementerian Koperasi dan UKM memang layak diberikan untuk beliau,"
katanya.
Sementara Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh yang
diwakili oleh Kabag Pengawasan Jasa Lembaga Keuangan Yusri mengatakan
agar ekonomi syariah semakin membumi di Banda Aceh, maka diperlukan
sosialisasi yang lebih yang lebih masif. "Seiring dengan menambah jumlah
lembaga keuangan syariah, edukasi kepada masyarakat juga sangat penting
kita berikan," katanya.
Peresmian relokasi Gedung BNI Syariah
Banda Aceh ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh wali kota dan
Dirut BNI Syariah, serta pengguntingan pita di pintu masuk. Turut hadir
pada acara tersebut unsur Forkopimda Aceh, para pimpinan bank dan
pasantren serta para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh, dan
sejumlah tamu undangan lainnya. (mah)