Mengenal Bahaya Karhutla Bagi Kesehatan

Oleh: Muhammad Rizki*
Samsul
953 view
Mengenal Bahaya Karhutla Bagi Kesehatan
Muhammad Rizki, Fungsional Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Ahli Puskesmas Rimba Melintang.

DATARIAU.COM - Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang memiliki dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Kebakaran hutan dan lahan ini dapat terjadi secara alami misalnya akibat petir, gesekan antara pepohonan dan kemarau yang berkepanjangan.

Namun, kasus yang terjadi kebanyakan di Indonesia yang disebutkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terjadi akibat ulah manusia dengan motif membuka lahan baru untuk perkebunan atau pemukiman. Secara langsung dampak merugikan yang dapat ditimbulkan akibat kebakaran hutan ini antara lain kerusakan infrastruktur serta hilangnya aset pertanian, perkebunan dan kehutanan, serta tak sedikit pula menyebabkan korban jiwa. Selain itu dampak ekologis, ekonomi dan kesehatan akibat bencana kabut asap yang terjadi juga mengancam akibat dari kebakaran hutan tersebut.

Provinsi Riau adalah salah satu provinsi yang terletak di pulau Sumatera yang telah berulangkali terdampak bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan tersebut. Data Badan Pusat Statistik Provinsi Riau tahun 2024 menunjukkan bahwa bencana kabut asap merupakan salah satu ancaman bencana yang ada di Provinsi Riau. Bencana kabut asap ini menyebabkan kejadian krisis kesehatan dengan persentase yang cukup tinggi, yaitu sebanyak 10,6% dibandingkan bencana lainnya yang terjadi di Provinsi Riau pada tahun 2024.

Asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan berdampak langsung pada kesehatan, khususnya gangguan saluran pernapasan. Asap mengandung sejumlah gas dan partikel kimia yang menggangu pernapasan seperti seperti sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), formaldehid, akrelein, benzen, nitrogen oksida (NOx) dan ozon permukaan (O3). Particulate Matter (PM) yang sangat halus merupakan partikel yang paling mengkhawatirkan karena dapat terhirup masuk ke saluran pernafasan dan dapat menembus hingga ke paru-paru. Partikel tersebut memicu dampak buruk yang nyata terutama pada kondisi khusus, seperti pada manula, bayi dan pengidap penyakit paru.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa beberapa gangguan kesehatan yang disebabkan karena bencana kabut asap antara lain: (1) Infeksi Saluran Penafasan Atas (ISPA), ISPA adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan, baik bagian atas (hidung, tenggorokan, sinus) maupun bawah (bronkus, paru-paru). ISPA disebabkan oleh berbagai mikroorganisme terutama virus dan bakteri; (2) Penyakit kulit, paparan asap dan debu akibat kebakaran lahan dan hutan dapat menyebabkan iritasi dan infeksi kulit, terutama pada orang yang memiliki kulit sensitif; (3) Penyakit mata, asap dan debu kebakaran hutan dan lahan mengandung partikel-partikel yang dapat menyebabkan iritasi pada mata; (4) Asma, asap kebakaran hutan dan lahan mengandung partikel halus dan zat kimia yang dapat memicu peradangan pada saluran pernafasan, menyebabkan penyempitan saluran udara memperburuk gejala asma seperti batuk dan sesak nafas; dan (5) Pneumonia, pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan pada kantung udara paru-paru (alveoli) yang disebabkan infeksi virus, bakteri atau jamur pada paru-paru melalui asap dari kebakaran hutan dan lahan yang mengandung partikel atau zat berbahaya seperti debu, gas dan bahan kimia yang memicu peradangan dan infeksi pada paru-paru.

Dalam hal ini edukasi kesehatan berperan penting dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengontrol kesehatan mereka sendiri dengan mempengaruhi serta menguatkan keputusan atas tindakan sesuai diri mereka sendiri. Melalui edukasi yang baik, diperkirakan 80% dari semua kebutuhan dan masalah kesehatan sebenarnya dapat diatasi secara mandiri/individu dalam masyarakat. Pemberian edukasi mengenai bahaya bencana kabut asap menjadi penting agar individu dalam masyarakat dapat menyadari risiko yang dihadapi, gangguan kesehatan yang dapat terjadi serta bagaimana melindungi diri terhadap bencana kabut asap tersebut dengan harapan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, meningkatkan perlindungan diri yang dapat dilakukan sehingga meminimalkan dampak yang terjadi akibat bencana kabut asap tersebut terhadap kesehatan.

Beberapa edukasi yang diberikan kepada masyarakat untuk perlindungan diri dari bahaya asap dari kebakaran hutan dan lahan adalah : (1) Hindari atau kurangi aktifitas diluar rumah/Gedung, terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan; (2) Jika terpaksa pergi keluar rumah/gedung sebaiknya menggunakan masker; (3) Minumlah air putih lebih banyak dan sering, minimal 8 gelas sehari untuk menjaga cairan tubuh; (4) Penampungan air minum dan makanan harus terlindung baik agar tidak tercemar debu dan asap; (5) Hindari membakar sampah yang berisiko menimbulkan kebakaran atau menimbulkan kabut asap; (6) Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tingkatkan asupan makanan yang bergizi, jangan merokok dan istirahat yang cukup; (7) Segera berkonsultasi atau datangi fasilitas kesehatan terdekat jika terjadi keluhan pada system pernafasan seperti batuk, pilek, sesak nafas dan lain-lain.***

*) Penulis merupakan Fungsional Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Ahli Puskesmas Rimba Melintang.

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)