DATARIAU.COM - Genosida di Gaza oleh Zionis Yahudi terus berlanjut hingga hari ini. Sudah 333 hari atau hampir satu tahun kondisi mencekam ini berlangsung tanpa ada jalan keluar yang pasti untuk mengakhiri kebiadaban Zionis tersebut. Sejak 7 Oktober tahun lalu, sudah 40.738 orang yang syahid dan 94.154 yang terluka di bumi para Nabi itu. Sebuah kenyataan yang menyesakkan dada, namun yang berkuasa hanya melihat saja.
Dilansir dari situs Kabar 24, Ketua DPR RI Puan Maharani kembali menegaskan dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina dan Ukraina dalam forum internasional Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) atau forum parlemen Indonesia dengan negara-nehara Afrika di Bali pada Ahad (1/9/2024).
"Kita terus mendorong dan berusaha, baik melalui DPR RI maupun melalui jalur pemerintah," katanya.
Menurutnya kemerdekaan Palestina itu adalah satu hal yang harus dilakukan, bagaimana caranya yaitu melalui diplomasidan negosisi secara damai.
Kecaman Hanya Pencitraan
Seruan serupa telah disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu) pada bulan Mei lalu, yang mengumumkan dukungan Indonesia terhadap putusan Mahkamah Internasional yang memerintahkan Israel segera menghentikan operasi militernya di Rafah.
Presiden Joko Widodo juga mengecam keras serangan militer Israel ke Rafah, yang disampaikannya pada Sabtu 1 Juni 2024 di Dumai, Pekanbaru.
"Meskipun sudah berkali-kali saya sampaikan, tapi saya ingin mengulang lagi bahwa Indonesia mengecam keras serangan Israel ke Rafah,” tegasnya.
Kecaman demi kecaman yang dilontarkan oleh pejabat dan pemimpin negara Indonesia dengan populasi Muslim kedua terbesar di dunia, juga oleh para pemimpin negeri kaum muslim lainnya, bahkan Mahkamah Internasional yang memerintahkan Israel menghentikan serangan brutal ke Rafah, semua itu tak lebih sekedar pencitraan.
Terbukti sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini sudah 333 hari genosida berlangsung tidak bisa dihentikan dengan sekedar kecaman.
Di sisi lain, negeri-negeri kaum muslim seperti Turki, Mesir, Uni Emirat Arab, dan lain-lain tetap menjalankan kerjasamanya dengan zionis yahudi, padahal saudara-saudara muslim mereka telah habis dibantai oleh entitas ini.
Negara-negara adidaya seperti AS, Jerman, Inggris dan lain-lain tak berhenti mengirimkan pasokan senjata, pesawat, rudal, tank dan peralatan militer lainnya kepada zionis yahudi selama genosida ini berlangsung.
Nampak jelas bahwa kecaman, seruan, dan perintah untuk menghentikan genosida ini hanya formalitas dan pencitraan yang tidak berguna sama sekali. Masing-masing negara hanya memikirkan kepentingannya bukan keselamatan Muslim Gaza dan pembebasan Palestina.