Perempuan di Dunia Birokrasi

datariau.com
836 view
Perempuan di Dunia Birokrasi
Foto: Ist.
Desi Damaiyanti, S.ST.
DATARIAU.COM - Dilahirkan menjadi seorang perempuan adalah sesuatu hal yang harus disyukuri, karena banyak kelebihan dan keutamaan yang Allah berikan untuk kaum hawa ini.  Acapkali kita mendengar quote yang tidak asing di telinga kita, "Behind every great man, there's a great woman- Di balik laki-laki kuat, ada wanita hebat". Artinya seorang perempuan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan seorang pria. Dalam kehidupan rumah tangga, suami akan merasa sepi tanpa kehadiran seorang istri, anak-anak akan merasakan pilu tanpa kehadiran seorang ibu.  Dalam kehidupan bermasyarakat, peran perempuan juga tidak dapat dipandang sebelah mata.

Saat ini, banyak perempuan yang memilih memiliki peran ganda dalam kehidupannya. Selain berperan sebagai istri dan ibu di rumah, juga berperan aktif di lingkungan masyarakat, bahkan ikut mengambil peran di dunia kerja. Sudah menjadi pemandangan yang lumrah kita temui, perempuan bekerja di perusahaan, kantor pemerintah, dan duduk di parlemen. Data yang diperoleh dari Sekretariat DPRD Provinsi Riau tercatat dari 65 anggota DPRD di Provinsi Riau, sebanyak 18 orang adalah perempuan atau sekitar 27,7 persen.

Data dari Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Riau menyebutkan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Riau  pada tahun 2018 sebanyak 15.779 orang, yang terdiri dari 7.284 laki-laki (46,16%) dan 8.495 perempuan (53,84%).  Dari komposisi ini terlihat jelas bahwa jumlah pegawai negeri sipil perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.  Jika dirinci lebih jauh menurut jabatan (struktural atau fungsional), ternyata lebih dari 90 persen PNS perempuan memilih menduduki jabatan fungsional, dan kurang dari 5 persen yang memilih jabatan struktural.  Data yang sama juga menunjukkan bahwa dari 1.165 pegawai yang menduduki jabatan struktural, hanya 33,73 persen yang berjenis kelamin perempuan, sedangkan sisanya 66,27  persen atau sekitar 772 pegawai berjenis kelamin laki-laki.  Ini berarti jabatan struktural yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Riau masih didominasi oleh kaum adam.

Data dari  Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Riau juga menunjukkan tren yang  'semakin tinggi posisi jabatan di birokrasi, jumlah perempuan semakin sedikit'. Artinya, ada korelasi negatif antara posisi jabatan di birokrasi dengan jumlah PNS perempuan. Hal ini juga menunjukkan kaum perempuan lebih tertarik pada proses peningkatan ketrampilan dan pengetahuan sesuai dengan jabatan fungsional yang diikuti dan lebih memilih berkiprah di belakang layar. Jabatan fungsional itu sendiri secara garis besar terbagi menjadi dua, yakni jabatan fungsional tertentu dan jabatan fungsional umum atau staf.  Sebagian besar pegawai perempuan lebih memilih jabatan fungsional umum/staf.  Tercatat sebanyak lebih dari 60 persen pegawai perempuan yang memilih jabatan fungsional umum/staf, dan kurang dari 35 persen yang memilih jabatan fungsional tertentu.

Isu terkini yang berhembus kencang di telinga aparatur sipil negara belakangan ini terkait perampingan birokrasi yang akan dilakukan dalam waktu dekat, terutama di tingkat eselon, menuai pro kontra dari berbagai pihak.  Perampingan birokrasi yang dimaksud lebih kepada pengalihan jabatan struktural menjadi jabatan fungsional, dimana akan banyak jabatan struktural yang akan dipangkas dan diganti menjadi jabatan fungsional.  Berbagai respon pegawai pun terlihat, ada yang merespon negatif dengan rencana tersebut, ada yang bersikap apatis, namun tidak sedikit juga yang memberikan respon positif.  Respon yang positif lebih banyak diberikan oleh pegawai negeri sipil perempuan.  Hal ini tidaklah mengherankan mengingat hanya sedikit pegawai perempuan yang memilih meniti karir lewat jenjang jabatan struktural, sehingga isu terkait perampingan jabatan eselon ini tidak begitu menjadi polemik yang berarti.

Jabatan struktural lebih banyak berperan dalam pengambilan keputusan, sedangkan jabatan fungsional lebih kepada proses pengembangan diri dan potensi.  Banyaknya pegawai perempuan yang lebih memilih jabatan fungsional dibandingkan jabatan struktural mengindikasikan bahwa dunia kerja bagi seorang perempuan lebih kepada wadah untuk mengembangkan potensi dan aktualisasi diri, bukan untuk mengejar karir.  Walaupun hal ini tidak berlaku untuk semua kaum perempuan, karena dalam kenyataannya masih ada perempuan yang fokus dan capable dalam menggapai puncak karir.

Sementara itu, jika dilihat dari sudut lain, yakni dari profesi yang digeluti, terlihat bahwa di instansi pemerintah, profesi guru dan perawat masih menjadi profesi primadona bagi kaum hawa.  Jika dirinci menurut dinas/instansi pemerintahan di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Riau, terlihat bahwa jumlah pegawai perempuan mendominasi hanya di beberapa instansi saja, seperti dinas pendidikan, dinas kesehatan, dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, RSUD Arifin Ahmad, RSJ Tampan, dan RSUD Petala Bumi.

Di dinas pendidikan tercatat pada tahun 2018 jumlah pegawai perempuan (termasuk guru di dalamnya) sebanyak 5.210 atau 63,75 persen.  Hampir di setiap sekolah, guru perempuan memang lebih mendominasi dalam segi jumlah.  Profesi guru sendiri selama ini memang dipandang sebagai profesi yang cocok untuk perempuan, dikarenakan tugas mendidik pada umumnya melekat pada diri seorang ibu yang notabene adalah seorang perempuan.  Kita juga sering mendengar istilah dalam agama Islam bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi seorang anak.

Di beberapa instansi kesehatan, seperti dinas kesehatan, RSUD Arifin Ahmad, RSJ Tampan, dan RSUD Petala Bumi, pegawai perempuan  juga mendominasi.  Tercatat  pada tahun 2018, persentase jumlah pegawai perempuan (termasuk perawat di dalamnya) di masing-masing instansi tersebut sebesar 71 persen, 74 persen, 71 persen, dan 78 persen.  Sama halnya dengan profesi guru, profesi perawat juga lebih banyak digeluti oleh kaum perempuan.  Menjadi seorang perawat membutuhkan skill ketelitian dan ketelatenan yang selama ini dianggap lebih cocok dilakukan oleh perempuan.

Bekerja di dunia birokrasi bagi perempuan adalah sebuah pilihan, dan dalam setiap pilihan selalu ada manfaat dan resiko yang mengiringi.  Pada kenyataannya, sudah banyak kontribusi yang diberikan oleh kaum perempuan di dunia kerjanya masing-masing, baik di instansi atau lembaga milik pemerintah maupun swasta.  Bagaimanapun, kaum perempuan memegang peranan penting di semua lini kehidupan, mulai dari lingkungan terkecil yakni keluarga, masyarakat, dunia kerja, hingga kehidupan bernegara. (*)

Oleh: Desi Damaiyanti, S.ST
Statistisi BPS Kota Pekanbaru.
JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)