Temuan BPOM RI soal Kontaminasi-Bakteri di MBG yang Picu Keracunan Pangan

Rezki Ribhi Marsya Putri
770 view
Temuan BPOM RI soal Kontaminasi-Bakteri di MBG yang Picu Keracunan Pangan
Foto: Suara Pembaruan
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar.

DATARIAU.COM - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mengungkapkan beberapa faktor pemicu 17 kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan program makan bergizi gratis. Dalam rapat dengar pendapat bersama DPR-RI Komisi IX, Taruna Ikrar menuturkan bahwa KLB sudah terjadi di 10 provinsi, termasuk Jawa Barat sebagai provinsi dengan kasus terbanyak yaitu 5 kasus.

Berdasarkan hasil pemantauan periode 6 Januari-20 Mei 2025, Taruna menuturkan faktor pertama KLB adalah kontaminasi awal bahan pangan. Misalnya dari bahan mentah, air baku, hingga air pencucian.

"Faktor penyebabnya terjadi keracunan itu, pertama terjadi kontaminasi awal bahan pangan, kami temukan itu. Sumber kontaminasi bahan mentahnya, air bakunya, pencucian, lingkungan pengolahan makanan, penjamah makanannya itu kurang streril," kata Taruna dalam rapat bersama DPR-RI Komisi IX, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2025).

Selain itu, pihaknya juga menemukan faktor pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Beberapa di antaranya seperti pengendalian suhu dan waktu, kondisi makanan, dan proses pengolahan.

Menurut Taruna, perkembangan bakteri bisa muncul jika makanan atau bahan baku tidak disimpan dengan benar.

"Terakhir dari 17 kasus yang kita temukan ada kegagalan pengendalian keamanan pangan yang hubungannya dengan higiene dan sanitasi. Kedua pengendalian suhu, praktik penanganan makanan, pengawasan dan monitoring yang tidak tepat," sambungnya.

Taruna menjelaskan ada banyak titik kritis soal keamanan pangan yang harus diperhatikan agar makanan layak dikonsumsi masyarakat. Salah satu yang disorotinya adalah proses penyimpanan makanan dan pengaturan suhu.

Seringkali, kualitas bahan baku atau makanan menurun karena penyimpanan yang tidak tepat. Hal ini juga dapat memicu risiko berkembangnya bakteri.

"Penyimpanan itu juga sangat penting. Karena misalnya perubahan suhu sedikit, bahan bakunya ini berubah, jadi basi atau berubah rusak dan pasteurisasi rusak dan itu bahaya dimakan nanti," tandasnya.

Sumber: detik.com

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)