Sore Jumat Hilal Masih 2 Derajat, Awal Puasa Ahad 3 April 2022?

datariau.com
1.867 view
Sore Jumat Hilal Masih 2 Derajat, Awal Puasa Ahad 3 April 2022?

DATARIAU.COM - Update terbaru dari hasil sidang isbat 1 Ramadhan 2022 diperkirakan pada Sabtu 2 April 2022 belum masuk bulan Ramadhan.

Informasi rangkaian hasil sidang isbat 1 Ramadhan 2022 tersebut disampaikan oleh Ahmad Baihaqi Kabid Urais Kanwil Kemenag DKI Jakarta.

Meski belum menjadi keputusan hasil sidang isbat 1 Ramadhan 2022 namun hingga pukul 17.00 WIB tinggi hilal masih dalam 2 drajat.

Menurut Ahmad Baehaqi ketentuan awal puasa bisa terjadi bila ketinggian hilal mencapai 3 derajat dengan elepasi 6,4 derajat.

Dijelaskan juga bahwa nanti pada akhirnya akan mulai terlihat pada pukul 17.56 WIB, karena sekarang ini untuk ketentuan hilal pada saat matahari terbenam di azimut, dan tinggi hilal saat ini baru berkisar 2 derajat.

Bila hasil rukyat belum mencapai 3 derajat, maka berarti menurut Ahmad Baehaqi besok Sabtu 2 April 2022 belum memasuki bulan ramadhan.

Menurutnya saat ini baru 2 drajat, elepasi 1,43 jauh dari ketentuan sekitar 6,4 derajat.

Sehingga kemungkinan besar 1 Ramadhan 2022 jatuh pada Minggu 3 April 2022 arena hasil rukyat bila hilal belum mencapai 3 derajat.

Sementara itu, Tim Observatorium Bosscha melaksanakan pengamatan hilal menjelang Ramadhan 1443 Hijriah di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada tanggal 29 Maret hingga 2 April 2022 dari pagi hari hingga bulan terbenam di ufuk barat.

Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung dalam keterangan persnya, Jumat, menyatakan Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung melaksanakan pengamatan bulan sabit muda pada hampir setiap bulan.

Setiap tahunnya, Observatorium Bosscha menjadi salah satu rujukan untuk penetapan awal Ramadhan dan Syawal bagi Kementerian Agama Republik Indonesia dan masyarakat umum.

Observatorium Bosscha akan menyelenggarakan pengamatan bulan sabit pada tanggal 1 April 2022 yang merupakan penanda beralihnya bulan Sya’ban ke bulan Ramadhan 1443 Hijriah.

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan sebuah teleskop berukuran 106 mm berjenis refraktor yang dilengkapi detektor kamera berbasis CCD.

Citra yang ditangkap oleh kamera kemudian diproses menggunakan perangkat pengolahan citra untuk meningkatkan tampilan sabit bulan.

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)