Penipu Kini Menirukan Suara Pejabat & Keluarga di WA

Najwa
343 view
Penipu Kini Menirukan Suara Pejabat & Keluarga di WA
Foto: freepik / Portrait of person and ai robot

DATARIAU.COM- Modus penipuan semakin canggih dengan memanfaatkan teknologi deepfake suara yang menyasar pengguna WhatsApp di Indonesia. Penipuan deepfake naik drastis 1.550% dalam setahun terakhir menggunakan AI Voice Cloning untuk meniru suara orang lain.

Teknologi deepfake merupakan manipulasi audio visual secara digital yang dapat mengubah suara atau wajah seseorang menyerupai orang lain. WhatsApp menjadi sasaran empuk penjahat digital karena popularitasnya sebagai aplikasi komunikasi utama masyarakat Indonesia.

Pada awal 2025, beberapa kasus penipuan deepfake telah terjadi dengan meniru pejabat publik dalam program bantuan pemerintah palsu. Pejabat yang sering ditirukan antara lain Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan mencantumkan nomor WhatsApp untuk menjebak korban melakukan transfer uang.

Cara kerja penipuan ini dimulai dengan penipu menelepon korban menggunakan suara hasil AI yang menirukan kolega kantor, atasan, pejabat, tokoh publik, atau keluarga korban. Setelah diajak bicara, korban diminta mentransfer uang atau memberikan data penting dengan dalih mendesak.

Masyarakat dapat mendeteksi penipuan deepfake suara melalui beberapa tanda. Pertama, nada bicara yang datar dan monoton karena AI belum mampu menirukan intonasi manusia normal yang menggambarkan suasana hati atau penekanan kata tertentu.

Kedua, pengucapan yang kaku dan janggal karena deepfake suara masih mengalami kesulitan meniru kata-kata jarang digunakan atau frasa kompleks. "Jika mendengar pengucapan yang terasa janggal, pilihan kata yang aneh, atau kalimat yang terdengar tidak alami, kemungkinan besar itu adalah deepfake suara," ungkap laporan Dtrust.

Ketiga, suara latar yang tidak wajar seperti berderak atau statis kresek-kresek yang tidak sesuai dengan posisi lawan bicara. Audio smartphone modern umumnya memiliki kualitas suara bersih, sehingga gangguan audio mencurigakan patut diwaspadai.

Untuk menghindari penipuan, masyarakat disarankan melakukan verifikasi identitas dengan menghubungi nomor resmi institusi secara terpisah. Waspadai tawaran menggiurkan yang meminta tindakan cepat seperti mengklaim hadiah atau mengirim uang dalam waktu singkat.

Literasi digital menjadi kunci utama menghindari penipuan deepfake suara. Masyarakat perlu mempelajari tren penipuan online terkini dan cara mendeteksinya, serta mengingatkan keluarga dan kolega bahwa teknologi AI semakin canggih termasuk dalam penipuan suara.

Pihak berwenang mengimbau masyarakat tidak langsung percaya dengan suara yang terdengar familiar meskipun menyerupai orang terdekat. Verifikasi melalui saluran komunikasi lain dan berpikir dua kali sebelum memberikan informasi sensitif atau melakukan transfer uang menjadi langkah pencegahan penting di era teknologi AI yang semakin berkembang.***

Sumber:detik.com

Penulis
: Najwa
JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)