Idul Adha Telah Usai Saatnya Menilai Kualitas Diri

Datariau.com
367 view
Idul Adha Telah Usai Saatnya Menilai Kualitas Diri

DATARIAU.COM - Setiap tahun, tepatnya bulan Dzulhijjah jutaan umat Islam dari berbagai belahan dunia mengunjungi tanah haram untuk melaksanakan ibadah haji. Namum tahun ini, sangat berbeda, dimana pelaksanaan ibadah haji hanya dilaksanakan oleh masyarakat setempat tanah haram. Hal ini dikarenakan pandemi yang melanda seluruh dunia, sehingga jumlah jamaah dibatasi. Ibadah haji tetap dilaksankan dengan memperhatikan protokol kesehatan agar terhindar dari wabah covid -19. 


Selain pelaksanaan haji, ada rangkaian ibadah yang tidak pernah ketinggalan di bulan Dzulhijjah yaitu ibadah Qurban. Pelaksanaan ibadah ini sudah menjadi momen yang ditunggu-tunggu saat memperingati Hari Raya Idul Adha. Walaupun pandemi, semangat berbagi antar sesama tetap dijalankan bertanda ketaatan kepada Sang Pencipta.


Ibadah qurban mampu mengikis rasa kikir menjadi pribadi yang suka berbagi walaupun kondisi dalam keadaan sulit. Sebagaimana kita ketahui, bahwa pandemi banyak memporak-porandakan aspek kehidupan. Mulai dari kesehatan, ekonomi, pendidikan, sosial dan agama. Semua berubah total. Bahkan kemiskinan dan kelaparan kian merajalela. Dengan adanya ibadah qurban mampu mengobati kerinduan menyantap makanan lezat bagi orang-orang yang tidak mampu. 


Belajar dari Ketundukan Nabi Ibrahim Alaihisalam


Ibadah haji dan qurban tidak pernah luput dari sejarah Nabi Allah yaitu Nabi Ibrahim. Dikisahkan dengan berbekal tempat makanan yang berisi kurma dan tempat minum berisi air, Nabi Ibrahim meninggalkan istrinya Hajar dan anaknya Nabi Ismail di Mekah yang tandus. Hajar lalu mengikuti dirinya dan mengetahui bahwa ini merupakan perintah Allah. Maka Hajar yakin bahwa Allah tidak akan menelantarkan mereka. Walaupun pada awalnya Allah menguji Hajar dengan kehabisan perbekalan. Hal ini membuat Nabi Ismail merasakan kehausan hingga Hajar beranjak pergi mencari air dengan rasa cinta mendaki Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sampailah muncul pertolongan Allah hingga keluarlah air dari bawah kaki Ismail kecil yang menangis karena kehausan, yang dikenal dengan air zam-zam. 


Setalah Nabi Ismail tumbuh dan dapat berjalan. Nabi Ibrahim diuji kembali oleh Allah dengan memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail. Perintah ini nyaris tidak bisa dinalar dengan logika manusia. Namun, lagi-lagi bagi Nabi Ibrahim dan Ismail ini menunjukan bahwa keimanan kepada Allah benar-benar melewati batas-batas rasionalitas. Kisah ini Allah gambarkann dalam Al Quran (Qs. ash-Shaffat ayat 99-111).


Ketaatan Sempurna


Ibadah qurban bukan hanya soalan untuk berbagi, adapun harta yang kita belanjakan untuk membeli hewan qurban harus benar-benar halal. Berasal dari sumber pencarian yang Allah ridhoi. Memiliki niat yang ikhlas dan bukan ajang untuk memamerkan diri. Jangan sampai ibadah yang sedahsyat ini tidak memberikan efek bagi kehidupan kita. Ibadah qurban adalah ibadah sunnah namun memiliki ganjaran pahala yang besar di sisi Allah. Ketika kita mampu menjalankan ibadah sunnah maka kita juga harus mampu menjalankan ibadah wajib. Yakni dengan totalitas menerapkan segala syariat di dalam kehidupan tanpa pilah - pilih. Bukan hanya berfokus pada ibadah mahdah seperti sholat, puasa, zakat, dan haji saja, melainkan mampu menerapkan Islam secara totalitas mulai dari individu bahkan sampai negara. Menerapkan Islam dalam segala aspek kehidupan seperti sosial, ekonomi, pendidikan bahkan sampai pada politik wajib menjadikan Islam sebagai landasan dalam bersikap. Mari menilai kualitas diri, serta mampu menjadikan kisah Nabi Ibrahim teladan bagi kita. Mengikhlaskan kehidupan dunia untuk menaati segala perintah Allah. Kalau bukan kita yang menerapkan Islam secara totalitas lantas siapa lagi. Kalau bukan sekarang, lantas kapan lagi. 


Wallahua'alam


Isi Tangungjawab Penulis,  Reni Adelina Mahasiswa Riau

Editor
: Samsul
Sumber
: Datariau.com
Tag:
JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)