Tim Kukerta Terintegrasi Abdimas UNRI Melakukan Kegiatan Penyulingan Minyak Atsiri di Desa Siabu

datariau.com
999 view
Tim Kukerta Terintegrasi Abdimas UNRI Melakukan Kegiatan Penyulingan Minyak Atsiri di Desa Siabu

KAMPAR, datariau.com - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universitas Riau melakukan kegiatan Penyulingan Minyak Atsiri yang berasal dari tanaman serai wangi di Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, 26 Juli 2021.

Pesona Riau tak ada habisnya. Bukan saja pesona alamnya yang indah, tetapi Provinsi Riau juga menyimpan potensi kekayaan alam yang luar biasa, seperti gas alam dan minyak bumi. Selain itu Provinsi Riau juga terkenal sebagai daerah yang memproduksi minyak serai wangi, salah satunya dari Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar.

Desa Siabu terkenal dengan serai wanginya yang dimanfaatkan masyarakat menjadi minyak atsiri melalui proses penyulingan dengan alat yang masih sangat sederhana.

Nah, proses penyulingan tanaman serai wangi dimulai setelah panen dilakukan, serai wangi kemudian dikeringkan selama kurang lebih 2 jam. Berdasarkan pengamatan, hasil minyak yang diperoleh dari serai wangi kering lebih berkualitas, dibandingkan dengan serai wangi yang masih basah (baru diambil).

Di lokasi penyulingan sudah terdapat alat-alat penyulingan berupa drum (tangki), tempat pendinginan, boiler dan alat penyulingan lainnya. Serai wangi yang sudah dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam tangki penyulingan.

Selanjutnya campuran uap air dan uap minyak dari ketel penyulingan dialirkan ke kondensor untuk dicairkan kembali dengan sistem pendingin dari luar (menggunakan sistem air yang dipompa).

Kondensat yang keluar dari kondensor ditampung dalam wadah yang telah dipersiapkan. Kemudian kondensat dalam wadah dilakukan pemisahan berdasarkan pebedaan fasa, fasa air akan berada dibagian wadah penampung, sedangkan fasa minyak terletak di bagian atas wadah.

Fasa air dikeluarkan terlebih dahulu, sementara fasa minyak ditampung dalam bejana untuk dilakukan proses pengujian dan proses selanjutnya.

Hasil sulingan berat kering lebih tinggi dibandingkan dengan berat basah. Hal ini dikarenakan serai wangi basah yang langsung disuling masih banyak mengandung air, sedangkan sulingan serai wangi kering lebih tinggi karena ada proses pengeringan.

Dengan melakukan proses pengeringan, kadar air pada serai wangi akan berkurang sehingga proses penyulingan akan menghasilkan minyak atsiri yang lebih banyak.

Berdasarkan hal tersebut, melalui kegiatan penyulingan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas petani serai wangi yang nantinya menjadi produk yang bernilai ekonomis.

?Serai wangi ini merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri potensial. Banyak manfaat lainnya yang bisa dirasakan dari adanya tanaman serai wangi ini. Sehingga kami berharap agar masyarakat sekitar ikut serta dalam membudidayakan serai wangi, mengingat berkurangnya atau minimnya penghasil tanaman serai wangi ini,? ujar Wildan selaku Ketua Tim Kukerta Terintegrasi Abdimas Universitas Riau.

Penulis
: Amira Restika
Editor
: Riki
Sumber
: Datariau.com
JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)