JAKARTA, datariau.com- Bus Trans Putera Fajar terlibat kecelakaan maut hingga menyebabkan belasan penumpangnya tewas di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5) malam. Mengangkut rombongan pelajar dari SMK Lingga Kencana Kota Depok. Polisi kini masih belum menyimpulkan penyebab pasti kecelakaan. Berikut sejumlah fakta-fakta dari kecelakaan tersebut sejauh ini:
1. Kronologi kecelakaan
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast menjelaskan kecelakaan bermula saat bus melaju dari arah selatan menuju utara pada jalan yang menurun, oleng ke kanan. Kemudian menabrak kendaraan merek Feroza dari arah berlawanan.
"Kemudian terguling miring ke kiri, posisi ban kiri di atas dan terselusur sehingga menabrak tiga kendaraan jenis roda dua yang terparkir di bahu jalan," katanya.
"Kendaraan bus terhenti setelah menabrak tiang yang ada di bahu jalan arah Subang menuju Bandung tepat di depan Masjid As Saadah," imbuh dia.
2. 11 orang meninggal dunia
Dikutip detik.com, sebanyak 11 orang meninggal dunia akibat peristiwa itu. Korban terdiri dari sembilan orang siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, seorang guru dan seorang warga sekitar kejadian.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Subang Maxi mengatakan total korban, termasuk yang luka, dalam kejadian itu sebanyak 60 orang.
3. Bus tidak punya izin angkutan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyatakan bus yang terlibat kecelakaan itu tidak memiliki izin angkutan.
"Adapun pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan," kata kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aznal dalam keterangan dikutip cnnindonesia.com pada Ahad, (12/4/2024).
Aznal juga menyampaikan hasil pengecekan pada aplikasi Mitra Darat, status lulus uji berkala dari bus tersebut telah kedaluwarsa.
"Dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," ujar Aznal.
4. Diduga rem blong
Aznal menduga kecelakaan itu terjadi karena rem blong pada bus tersebut.
"Kecelakaan tersebut diduga karena rem blong pada bus," ujarnya.
Aznal mengatakan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian selepas kecelakaan ini. Investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut akan terus dilakukan. Keluarga Korban Harap Sopir & Perusahaan Bus Maut Subang Dihukum Berat
5. Tidak ada jejak pengereman
Wadirlantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi mengatakan berdasar hasil olah TKP, tidak ditemukan adanya bekas rem di lokasi kecelakaan.
"Kemudian dugaan awal penyebab terjadinya kecelakaan karena tidak berfungsinya sistem rem karena di TKP tidak sama sekali kami temukan bekas rem atau jejak rem dari bus," kata Edwin seperti diberitakan Antara.
Ia menjelaskan sejumlah saksi telah dimintai keterangan terkait kecelakaan bus tersebut.
"Tidak kurang dari 10 saksi yang sudah kami minta keterangan terkait dengan kondisi ini tentunya akan terus bertambah Untuk mendapatkan fakta-fakta di lapangan yang lebih baik," katanya.
6. Sopir bus belum bisa diminta keterangan
Polisi belum dapat meminta keterangan terhadap sopir bus berinisial SAD lantaran kondisi yang masih belum stabil.
"Sopir kondisinya masih belum stabil ya, tadi kita lihat di sana belum stabil sehingga kita belum bisa diambil keterangan secara menurut baru investigasi saja, interogasi saja, jadi secara verbal ini belum diminta keterangan," kata Kakorlantas Irjen Aan Suhanan.
Polisi pun belum dapat menyimpulkan penyebab pasti kecelakaan.
"Kita belum bisa menyimpulkan, tentu dari hasil penyelidikan ini nanti bisa ditentukan apakah ini human error, apakah ini karena kendaraannya, karena teknis," ujar Aan.***