Buruknya Dampak Ekonomi Akibat Pandemi

datariau.com
822 view
Buruknya Dampak Ekonomi Akibat Pandemi
Ilustrasi (Foto: Internet)

DATARIAU.COM - Menurut saya kondisi perekonomian pada tahun 2019-2021 yang terjadi di Indonesia ini sangatlah buruk dimana segala aktivitas ekonomi yang ada di masyarakat mengalami penurunan yang tajam dan tiap hari kondisi perokonomian semakin sulit dimana harga-harga bahan pokok semakin naik dan pengeluaran terus bertambah.

Adanya pandemi covid-19 membuat banyak pedagang dan pengusaha menjadi bangkrut. Selain itu beberapa sendi kehidupan banyak yang mengalami keterpurukan dimana yang paling terpengaruh adalah meningkatnya jumlah pengangguran karena pihak perusahaan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atas dasar efisiensi biaya operasional dan menurunnya permintaan. Beberapa aktivitas kegiatan di luar rumah yang dibatasi sehingga menyebabkan kegiatan usaha menjadi terhambat.

Dari angka pengangguran yang meningkat, kegiatan usaha yang diam menyebabkan kemiskinan menjadi meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang memburuk tak terlepas dari daya beli masyarakat yang tergoncang. Pengangguran meningkat menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Padahal, ekonomi Indonesia ditumpu oleh konsumsi rumah tangga.

Saat ini Perekonomian Indonesia semakin menurun akibat adanya aturan masyarakat diperbolehkan keluar hanya untuk keperluan yang penting saja. Industri yang dapat berjalan hanya pada sektor-sektor yang esensial yang ditentukan oleh pemerintah. Sementara bagi mayoritas masyarakat sekarang dimana sekecil apapun usaha yang dimilikinya, bermakna sangat esensial untuk kelangsungan kehidupannya.

Sebagaimana kita tahu bahwa sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat strategis dalam perekonomian Indonesia. Sampai di bulan desember tahun 2021 kondisi perekonomian masyarakat indonesia saat ini masih belum stabil stabil dikala pemerintah sedang berupaya untuk mengoptimalkan kondisi Perekonomian di Indonesia, pandemi datang dengan segala dampak negatifnya.

Seperti yang kita ketahui sekarang bahwa dampak dari pandemi ini sangat berpengaruh terhadap segala aspek terutama pada kondisi kesehatan dan Perekonomian masyarakat. Dengan adanya pandemi Covid-19 tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian masyarakat Indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi yang bisa dibilang (tidak stabil).

Banyak sekali dampak negatif yang kita rasakan, banyak para pekerja yang di PHK oleh perusahaannya, banyak juga pekerjaan formal dan informal yang merasakan dampak dari pandemi ini seperti: guru, dokter, karyawan RS, para pedagang, buruh, petani, dan yang lainnya, mereka semua merasakan dampak negatif dari pandemi ini yang menjadikan banyaknya pengangguran, kurangnya pemasukan, bangkrutnya para pengusaha, dan yang lebih prihatinnya ada yang sampai menutup perusahaannya.Beda halnya bila aktivitas normal mulai diadakan, perusahaan perlu waktu mencari lagi pegawai baru untuk memulai usahanya kembali, banyak perusahaan atau pedagang yang akan tidak kuat bertahan selama pandemi ini masih ada.

Saat ini perekonomian global termasuk Indonesia mengalami ketidakpastian dan mengarah pada resesi ekonomi karena pandemi Covid-19. Perlambatan ekonomi pasti akan berdampak pada kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022. Pandemi menimbulkan efek domino dari kesehatan ke masalah sosial dan ekonomi.

Menurut saya Pandemi COVID-19 tidak hanya menimbulkan dampak yang horor, namun juga dapat memberi pengaruh yang baik terhadap perekonomian Indonesia. Diantaranya yaitu pasar ekspor baru selain China dapat memiliki peluang yang besar untuk masuk ke Indonesia.

Selain itu, ekonomi dalam negeri juga akan lebih terdongkrak dikarenakan pemerintah akan lebih memperkuat produksi dalam negeri daripada menarik keuntungan dari pihak asing. Pandemi COVID-19 juga dapat dimanfaatkan sebagai koreksi agar investasi dapat stabil walaupun ekonomi global sedang terancam.

Negara terdampak pandemi COVID-19 bukan hanya Indonesia saja, akan tetapi hampir seluruh belahan dunia juga terdampak dengan pandemi ini. Pertemuan G20 telah dilaksanakan untuk membahas COVID-19 yaitu tepatnya pada tanggal 22-23 Februari 2020 di Arab Saudi.

Anggota G20 yang telah dilaksanakan tersebut terdiri dari beberapa negara yaitu Indonesia, Argentina, Australia, Brasil, Amerika Serikat, China, Perancis, Jerman, India, Uni Eropa, Arab Saudi, Inggris, Meksiko, Rusia, Korea Selatan, Afrika Selatan, Italia, Turki, Jepang dan Kanada. Saat ini perekonomian belum didukung oleh partisipasi masyarakat khususnya pada UMKM, perempuan, dan kelompok muda yang dipandang belum maksimal, sehingga dibutuhkan kebijakan dalam stimulus perekonomian melalui pemanfaatan teknologi.

Selain itu, kegiatan tersebut juga membahas penguatan pengaturan dan pengawasan sektor keuangan serta pengembangan pasar modal domestik. Penguatan sistem keuangan pada sektor keuangan, dengan penerapan agenda reformasi sektor keuangan dan pemanfaatan teknologi adalah tujuan utama para Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 dan Menteri Keuangan.

Untuk meningkatkan perekonomian dapat dilakukan dengan cara menggunakan strategi pembangunan seimbang bisa diartikan sebagai pembangunan berbagai jenis industri secara berbarengan sehingga industri tersebut saling menciptakan pasar bagi yang lain. Selain itu, strategi pembangunan seimbang ini dapat juga diartikan sebagai keseimbangan pembangunan di berbagai sector.

Misalnya antara sektor industri dan sektor pertanian, sektor luar negeri dan sektor domestik, dan antara sektor produktif dan sektor prasarana. Singkatanya, strategi pembangunan seimbang ini mengharuskan adanya pembangunan yang serentak dan harmonis di berbagai sector ekonomi sehingga semua sector tumbuh bersama.

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)