DATARIAU.COM- Konsumsi pornografi secara
berlebihan dapat memengaruhi konektivitas otak dan menurunkan kinerja kognitif,
ungkap studi yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Human Neuroscience
yang meneliti dampak neurologis penggunaan pornografi di internet terhadap
aktivitas otak dan kontrol emosi.
Penelitian ini
dilakukan oleh Qicheng Shu dan tim dari China menggunakan teknik neuroimaging
non-invasif yang disebut functional near-infrared spectroscopy (fNIRS).
Teknologi ini mengukur aktivitas otak berdasarkan perubahan kadar oksigen dalam
darah selama seseorang melakukan tugas atau menonton video.
Studi melibatkan
21 mahasiswa, di mana lima orang diklasifikasikan sebagai pengguna pornografi
intensif dan 16 lainnya sebagai pengguna ringan. Sebelum dan sesudah menonton
video pornografi berdurasi 10 menit, semua partisipan menjalani tes Stroop
untuk mengukur kontrol kognitif.
Hasilnya
menunjukkan bahwa pengguna pornografi berat mengalami penurunan signifikan
dalam akurasi dan kecepatan saat mengerjakan tes Stroop setelah menonton video.
Penurunan ini lebih besar dibanding kelompok pengguna ringan, menunjukkan
paparan pornografi dapat mengganggu kemampuan mengatur perhatian dan memproses
informasi yang bertentangan.
Konsumsi
pornografi kelas berat menunjukkan konektivitas otak yang lebih kuat di area
prefrontal, yaitu wilayah yang berperan dalam fungsi eksekutif seperti
pengambilan keputusan dan regulasi emosi. Pola aktivitas ini mirip dengan yang
terlihat pada individu dengan kecanduan zat dan gangguan kejiwaan tertentu
seperti skizofrenia.
Pengguna
pornografi berat juga menunjukkan reaksi fisiologis yang lebih intens seperti
peningkatan variabilitas detak jantung dan ekspresi wajah yang lebih datar.
Mereka tampak menunjukkan lebih sedikit variasi emosi seperti terkejut, takut,
atau jijik dibanding kelompok pengguna ringan yang menunjukkan ekspresi lebih
beragam.
Aktivitas sistem
saraf parasimpatis yang biasanya aktif saat tubuh rileks juga lebih tinggi pada
kelompok pengguna berat, mirip dengan pola yang diamati pada pengguna opioid.
Para peneliti menilai hal ini menunjukkan adanya efek euforia dan penurunan kesadaran
yang mungkin menyertai kebiasaan konsumsi pornografi berlebihan.
"Efek
kecanduan pornografi di internet terhadap konektivitas otak di lobus prefrontal
menunjukkan karakteristik yang mirip dengan kecanduan narkoba," tulis para
peneliti dalam laporan penelitian. "Orang yang sering menonton pornografi
internet mengalami rangsangan seksual dan kenikmatan yang lebih kuat, yang
kemudian memengaruhi kognisi dan emosi mereka secara negatif," lanjut
mereka.
Meskipun terapi
psikologis masih menjadi pendekatan utama untuk menangani kecanduan pornografi,
studi ini membuka peluang bahwa metode pengobatan serupa dengan kecanduan zat
mungkin relevan. Beberapa pendekatan lain yang juga dikaji adalah terapi
hormonal dan penggunaan obat-obatan untuk gangguan obsesif-kompulsif.
Para peneliti
mencatat bahwa studi ini memiliki keterbatasan penting, terutama jumlah
partisipan yang kecil khususnya dalam kelompok pengguna pornografi berat.
Kesulitan rekrutmen peserta dengan penggunaan pornografi yang sangat tinggi
menjadi salah satu kendala utama.***
Sumber:Kompas.com