Fasilitas Pendidikan Butuh Perhatian: Tragedi Bangunan Ponpes Al-Khoziny Ambruk

Oleh: Sri Lestari, ST
datariau.com
176 view
Fasilitas Pendidikan Butuh Perhatian: Tragedi Bangunan Ponpes Al-Khoziny Ambruk
Ilustrasi. (Foto: Internet)

DATARIAU.COM - Berita duka kini menyelimuti negeri ini. Tepat tanggal 29 September 2025, bangunan gedung lantai 4 Pondok Pesantren Al-Khoziny ambruk dan menimpa para santri yang sedang sholat Ashar di lantai 2. Sungguh kejadian yang tidak pernah terpikir dan terbayangkan bakalan terjadi. Namun kenyataan yang menyedihkan dan memilukan kini sudah hadir di depan mata.

Impian-impian besar untuk mengukir masa depan dan mencetak generasi Qurani seakan hilang seketika di bawah reruntuhan bangunan yang diam membisu. Dari tragedi ini korban yang terevakuasi mencapai 171 orang, terdiri 104 korban selamat, 67 meninggal dunia termasuk delapan di antaranya potongan tubuh. Di hari ke-9 Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) telah menutup operasi pencarian dan pertolongan korban ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

"Sampai dengan hari ke-9, Selasa 7 Oktober 2025, kami telah berhasil mengumpulkan 67 pack dengan rincian delapan body part. Terakhir, pada pukul 21.03 WIB [Senin (6/10)]," kata Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas RI, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo di Posko Tanggap Darurat Sidoarjo, Selasa (7/10). (CNN Indonesia).

Menurut Pakar Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surabaya Dr Yudha, ambruknya Ponpes Al Khoziny ada kemungkinan karena usia pengecoran belum matang, kemudian ditambah dengan beban berikutnya. Menurutnya, secara prinsip proses pengecoran tidak akan menimbulkan masalah jika sesuai perencanaan.

Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso menduga bangunan roboh karena pondasi yang tidak kuat dan besar dugaan bahwa mushala Ponpes Al Khoziny tidak mengantongi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

Dari fakta yang terjadi, dapat disimpulkan bahwasanya penyebab ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al- Khoziny disinyalir karena bangunan tidak kuat dan pengawasan yang buruk. Secara umum bangunan pondok pesantren di negeri ini pembiayaan bersumber dari wali santri dan para donatur.

Fasilitas pendidikan menjadi hal yang dibutuhkan dan sangat penting untuk diperhatikan. Fasilitas pendidikan yang baik dan memenuhi kebutuhan pendidikan sangat berperan penting untuk mencetak generasi unggul. Fasilitas pendidikan mulai dari bangunan dan fasilitas pendukung lainnya bukanlah sesuatu yang menyerap sedikit dana dan menjadi hal yang sangat berat jika dipikul oleh sekolah itu sendiri. Minimnya perhatian pemerintah terhadap fasilitas Ponpes juga menjadi salah satu sebab yang berpeluang besar terjadinya tragedi Ponpes Al Khoziny.

Sistem kapitalis yang diadopsi negeri ini, memiliki konsep bahwa pendapatan besar negara adalah pajak. Pajak yang dipungut dari rakyat sebenarnya menggambarkan bahwa pembiayaan untuk pembangunan seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, jalan dan fasilitas umum lainnya di bebankan kepada masyarakat. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa penyediaan fasilitas pendidikan dibebankan kepada rakyat. Padahal, negeri ini memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, namun disayangkan pengelolaan kekayaan alam diserahkan kepada pihak swasta. Sehingga pendapatan dari sumberdaya alam tidak besar.

Selain itu, dalam sistem saat ini ada pembagian sekolah. Ada sekolah swasta dan ada sekolah negeri. Sekolah swasta merupakan sekolah yang pembiayaan fasilitas pendidikannya mulai dari bangunan dan fasilitas pendukung lainnya, sumber pembiayaan berasal dari orang tua dan para donatur. Sekolah negeri merupakan sekolah yang pembiayaan fasilitas pendidikannya berasal dari pemerintah, sehingga setiap bulannya para peserta didik tidak membayar uang sekolah.

Berbeda dengan sistem Islam. Dalam Islam pendapatan negara berasal dari banyak sumber yaitu fa'i, kharaj dan kepemilikan umum seperti sumberdaya alam. Pendapatan negara terkumpul di Baitul mal (kas negara). Dalam Islam, negara memiliki tanggung jawab penuh dalam menyediakan dan memelihara fasilitas pendidikan. Negara benar-benar hadir untuk memberikan kenyamanan dalam pendidikan.

Islam juga memandang bahwa mengenyam pendidikan merupakan perkara yang wajib. Setiap warga negara harus mengenyam pendidikan dan negara memberikan pendidikan yang gratis kepada seluruh rakyatnya. Selain itu, negara juga memberikan fasilitas pendidikan terbaik dan ternyaman. Dalam sistem Islam tidak mengenal sekolah swasta maupun negeri.

Kita bisa melihat saat ini masih ada kota-kota besar peninggalan kepemimpinan Islam yang masih menjadi pusat pendidikan, seperti Madinah, Baghdad, Damaskus dan Al Quds. Terkait infrastruktur bangunan dan fasilitas umum pendidikan lainnya tidak perlu diragukan lagi.

Dari sini tampak jelas agar pendidikan merata dan fasilitas pendidikan terpenuhi, tidak ada jalan lain kembali kepada konsep Islam.***

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)