AS Tingkatkan Kesiagaan Hadapi Potensi Serangan Siber Iran

Najwa
209 view
AS Tingkatkan Kesiagaan Hadapi Potensi Serangan Siber Iran
Foto: shutterstock

DATARIAU.COM - Amerika Serikat bersiap menghadapi gelombang serangan siber dari Iran setelah militer AS mengebom tiga fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu, dengan otoritas berwenang memantau aktivitas Iran di darkweb dan eksekutif rumah sakit bersama FBI memeriksa ancaman siber berpotensi.

Tiga hari setelah serangan AS, pihak berwenang mengintensifkan pemantauan terhadap kelompok peretas terkait Iran karena bagi Iran balasan terhadap AS jauh lebih mudah dilakukan di ruang siber daripada secara fisik. Hacker yang terkait dengan Tehran sebelumnya telah menyerang rumah sakit dan fasilitas air di Amerika Serikat.

Wakil Presiden Senior perusahaan keamanan siber CrowdStrike Adam Meyers menyatakan balasan Iran sudah dimulai dan dimensi digital mungkin tidak akan lama lagi menyusul. "Balasan Iran sudah dimulai, dan dimensi digital dari itu mungkin tidak akan lama lagi menyusul," kata Meyers melansir CNN, Senin (23/6).

"Elemen siber ini memungkinkan mereka untuk memperluas pengaruh dan memberikan kesan bahwa mereka tidak terlibat secara langsung," lanjut Meyers. Meski saat ini belum ada kebocoran data yang dialami perusahaan atau lembaga AS oleh hacker Iran, namun hacker Iran dilaporkan telah memindai internet mencari software rentan dan secara terbuka membahas balasan terhadap organisasi AS.

Analis intelijen Departemen Keamanan Dalam Negeri AS telah memperingatkan ancaman siber dari Iran dengan Tehran dapat menargetkan pejabat pemerintah AS jika pemimpin Iran meyakini stabilitas atau kelangsungan rezim mereka terancam. Seorang pejabat AS yang memantau ancaman peretasan Iran menyatakan jika ada yang rentan, kemungkinan besar akan ditargetkan.

AS menuduh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di balik rangkaian serangan siber yang menargetkan fasilitas air di AS sejak agresi Israel ke wilayah Gaza pada 2023. Dalam satu insiden, peretas pro-Iran berhasil meretas peralatan industri terhubung internet di pabrik air luar Pittsburgh hingga memaksa operasi manual salah satu stasiun pompa dengan menulis pesan anti-Israel di monitor yang diretas.

Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) yang merupakan bagian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) mengaku berkoordinasi dengan pemerintah, industri, dan mitra internasional untuk berbagi informasi intelijen yang dapat ditindaklanjuti terkait potensi serangan siber Iran.

Juru bicara CISA Marci McCarthy menyatakan saat ini tidak ada ancaman kredibel spesifik terhadap wilayah dalam negeri namun pihak berwenang AS terus memantau kelompok peretas terkait Iran. "Saat ini tidak ada ancaman kredibel spesifik terhadap wilayah dalam negeri," kata McCarthy dalam pernyataan. DHS dalam peringatan publik Minggu menyatakan serangan siber tingkat rendah terhadap jaringan AS oleh kelompok hacktivis pro-Iran kemungkinan terjadi dan aktor siber terkait pemerintah Iran mungkin melakukan serangan terhadap jaringan AS.***

Sumber: CNNIndonesia

Penulis
: Najwa
JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)