Mengelola Stres Finansial di Usia 20-an

Oleh: Nurul Hidayat
datariau.com
1.072 view
Mengelola Stres Finansial di Usia 20-an
Sumber foto: pinterest

DATARIAU.COM - Stres finansial menjadi masalah yang kerap dialami oleh individu di usia 20-an, terutama ketika menghadapi quarter-life crisis. Fenomena ini terjadi pada usia dewasa awal dengan rentang usia 18-29 tahun. Dalam literatur ilmiah, quarter-life crisis dijelaskan sebagai periode signifikan di mana individu mengalami kebingungan dan ketidakjelasan tentang tujuan hidup, identitas, dan pencapaian pribadi mereka, sering kali menyebabkan keterpurukan emosional dan pertanyaan mendalam tentang arah kehidupan mereka yang dapat mengakibatkan mereka stress bahkan depresi.

Tuntutan finansial seperti biaya pendidikan, kebutuhan sehari-hari, kebutuhan medis mendesak dan lainnya, belum lagi gaya hidup yang mulai tergerus arus zaman sering kali menjadi sumber stres tersendiri. Ketidakpastian dalam karier, keinginan mencapai kebebasan finansial, dan beban utang seringkali menjadi beban pikiran bagi mereka yang sedang memasuki dunia kerja. Di masa ini, literasi keuangan menjadi sangat penting untuk membantu individu memahami, mengelola, dan merencanakan keuangannya khususnya dalam hal mengelola utang, menabung, dan merencanakan keuangan jangka panjang dengan lebih baik dan bijak. Maka, untuk menghadapi situasi ini, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres finansial di usia muda:

1. Pentingnya Literasi Keuangan untuk Menghadapi Quarter-Life Crisis


Fenomena quarter-life crisis membuat seseorang seringkali dihadapkan dengan berbagai keputusan besar yang akan mempengaruhi kehidupan mereka dimasa mendatang. Di sinilah literasi keuangan memainkan peranan penting. Menurut penelitian pada jurnal Akuntansi Pajak dan Kebijakan Ekonomi Digital (APKE) menuliskan bahwa literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami dan menerapkan konsep dasar keuangan, seperti manajemen tabungan pribadi, budgeting, investasi dan perencanaan keuangan. Pengetahuan ini sangat penting untuk menghindari masalah keuangan yang dapat menimbulkan stres, terutama diusia 20-an, dimana individu mungkin baru memulai memasuki dunia kerja, memiliki penghasilan sendiri, belajar mandiri secara financial.

Dengan literasi keuangan ini, akan membuat seseorang lebih memahami kondisi keuangan yang dimiliki, sehingga bisa menyusun atau membuat catatan anggaran dari keuangan yang dimilikinya. Menurut penelitian oleh American Psychological Association (APA), memahami kondisi keuangan pribadi dapat membantu mengurangi stres terkait keungan, karena memungkinkan individu untuk dapat mengambil tindakan yang lebih terstruktur. Dengan demikian, mengetahui kondisi keuangan secara menyeluruh dapat membantu individu memahami sejauh mana keuangan nya dan langkah apa yang akan harus di ambil dalam menghadapi situasi-situasi tertentu yang berkaitan dengan keuangan.

Menurut penelitian oleh Financial Services Authority (OJK) di Indonesia, banyak masyarakat yang masih memiliki pemahaman minim tentang keuangan, yang mengakibatkan pada kesalahan dalam pengelolaan uang dan resiko utang yang besar. Dengan literasi keuangan yang baik, individu dapat mengatur anggaran, mengelola pendapatan dan menghindari utang berlebih yang lebih bijak dan mengurangi tingkat stres.

2. Mengelola Utang Dengan Bijak


Utang bisa menjadi beban psikologis jika tidak dikelola dengan baik, dan dapat menjadi sumber stres yang signifikan. Di usia 20-an banyak orang terpapar pada utang consumer, seperti kartu kredit atau pinjaman pribadi yang jika tidak dikontrol akan menumpuk dan sulit untuk dilunasi. Maka tidak mengherakan banyak orang di usia 20-an terjerat judi online yang berdampak besar pada hidup sehingga mengakibatkan kematian karena tidak sanggup untuk melunasi utang yang kian menumpuk tanpa tersadar.

Disamping itu, seseorang wajib memahami terkait jenis hutang, apakah termasuk produktif atau konsumtif. Utang produktif adalah utang yang digunakan untuk meningkatkan aset atau kemampuan pendapatan, seperti pinjaman pendidikan. Sementara itu, utang konsumtif biasanya untuk memenuhi gaya hidup, seperti kartu kredit. Dengan begitu, seseorang bisa menghindari berutang untuk kebutuhan yang tidak mendesak, seperti gaya hidup atau barang-barang mewah untuk memenuhi nafsu belaka.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengelola utang adalah memprioritaskan pembayaran utang dengan suku bunga tertinggi terlebih dahulu, atau dikenal dengan strategi “debt avalance”. Hal ini menjadi penting untuk menghindari beban bunga yang semakin besar dan tidak terkendali. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur anggaran khusus untuk pembayaran utang dan menetapkan jadwal yang konsisten untuk membantu mencegah terjadinya keterlambatan pembayaran. Kemudian, mulailah membangun kebiasaan sehat dalam berutang, sehingga akan membantu individu menghindari tekanan finansial di masa mendatang. Dengan demikian, kondisi finansial akan lebih terkontrol dan stres finansial bisa dikurangi.

3. Menabung dan Mempersiapkan Dana Darurat


Di usia 20-an, kebiasaan menabung seringkali menjadi tantangan tersendiri. Kebiasaan menabung adalah bagian dari literasi keuangan yang sangat krusial. Namun, menabung adalah salah satu langkah paling penting dalam mencapai stabilitas finansial. Diusia muda penting untuk mulai menabung meski dengan jumlah yang kecil. Lebih baik lagi dalam menabung memberikan target didalamnya, seperti dalam 3 bulan tabungan yang ingin dicapai berkisar Rp. 5.000.000,00. Disamping itu, juga mempersiapkan dana darurat. Dana darurat merupakan salah satu jenis tabungan khusus yang sebaiknya dimiliki oleh setiap orang, karena itu akan membantu dalam keadaan darurat atau urgent seperti kehilangan pekerjaan, ditimpa musibah, kebutuhan medis mendadak dan kebutuhan mendesak lainnya. Idealnya, dana darurat minimal mencakup 3-6 bulan biaya hidup.

Selain dana darurat, individu juga bisa memulai menabung untuk tujuan jangka panjang, seperti membeli rumah atau investasi. Menabung sejak dini juga akan membantu individu memiliki cadangan keuangan yang cukup untuk pensiunan di masa tua, sehingga dapat menikmati masa tua dengan aman tanpa takut kelaparan dan kekurangan kebutuhan yang lain, serta lebih siap menghadapi resiko finansial. Untuk itu, mulai membangun kebiasaan menabung dengan sisihkan pendapatan diawal dengan mengadopsi prinsip ‘bayar diri sendiri terlebih dahulu’ sehingga membantu seseorang untuk lebih disiplin dalam menabung. Setidaknya, sisihkan 10-20% pendapatan untuk tabungan setiap bulan.

4. Merencanakan Keuangan Jangka Panjang


Selain menabung dan mengelola utang, merencanakan keuangan jangka panjang sangat penting serta perlu dipersiapkan sejak dini, terutama diera yang penuh ketidakpastian seperti saat ini. Rencana keuangan yang matang dapat membantu seseorang mencapai tujuan finansial mereka dan memberikan rasa aman dan tenang dalam menghadapi masa depan yang akan datang seperti memiliki rumah, pendidikan anak kelak, juga pensiunan di masa tua dengan kehidupan anak-anak yang sudah terjamin kesejahteraannya.

Oleh karena itu, perencanaan keuangan untuk jangka panjang melihatkan langkah-langkah seperti menetapkan tujuan keuangan yang spesifik, misalnya “membeli rumah dalam waktu 5 tahun” atau “memiliki tabungan pensiuan tua di usia 50 tahun”. Dengan begitu, seseorang akan mulai menyusun anggaran, mengalokasikannya dengan baik serta memastikan bahwa semua pengeluaran sesuai dengan kemampuan finansial, sehingga seseorang akan lebih fokus dan termotivasi untuk mencapai tujuan yang dimilikinya.

Kemudian, mulailah mempelajari produk-produk investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan dan resiko yang dimiliki. Di usia muda, seseorang dapat mencoba berbagai jenis investasi yang berpotensi memberikan keuntungan dalam jangka panjang, seperti saham atau properti. Selain itu, investasi menjadi langkah yang baik dalam perencanaan keuangan jangka panjang, dengan catatan bahwa investasi tersebut dilakukan dengan pengetahuan yang cukup tentang resiko yang dimiliki. Kunci dari perencanaan keuangan jangka panjang adalah konsistensi. Meskipun seringkali banyak godaan untuk menggunakan dana tabungan untuk kebutuhan konsumtif, tetapi komitmen yang kuat akan membuahkan hasil yang lebih baik.

Mengelola stres finansial di usia 20-an bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan literasi keuangan yang baik, seseorang dapat mengambil langkah-langkah tepat untuk mengatasi tantangan finansial yang dihadapi. Mulai dari mengelola utang, menabung, hingga merencanakan keuangan jangka panjang, semua langkah ini akan membantu mencapai stabilitas finansial dan mengurangi stres. Dengan pengetahuan dan pemahaman serta perencanaan yang baik dan konsistensi, seseorang di usia 20-an dapat mengambil langkah-langkah yang bijak dalam mengelola keuangan, sehingga mengurangi stres finansial yang mungkin dihadapi, juga lebih siap menghadapi quarter life crisis dan meraih kesejahteraan finansial di masa mendatang.***

Daftar Pustaka


Fauzi, M. H., Putri, S. D., Fadhilah, R. A., Kurniati, M., Pebriani, A. R., Putra, M. R., et al. (2024). Analisis Tingkat Literasi Keuangan Dalam Pengelolaan Finansial Pribadi Mahasiswa. Akuntansi Pajak dan Kebijakan Ekonomi Digital (APKE) , 1 (2), 37-50.

Kurnianti, D., Khairunnisa, H., Handarini, D., Marsofiyati, Anwar, C., Dianta, K., et al. (2024). Literasi Keuangan untuk Menumbuhkan Kecerdasan Finansial Mahasiswa. Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 21 (1), 30-44.

Syifa’ussurur, M. H., Mustaqim, M., & Fahmi, L. (2021). Menemukenali Berbagai Alternatif Intervensi Dalam Menghadapi Quarter Life Crisis: Sebuah Kajian Literatur. Journal of Contemporary Islamic Counselling , 1 (1), 53-54.

Financial Services Authority Indonesia (OJK). (2019). Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan. Diakses dari www.ojk.go.id.

Ministry of Finance Indonesia. (2021). Perencanaan Keuangan untuk Pemula: Panduan Dasar Mengelola Uang. Diakses dari www.kemenkeu.go.id.

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)