DATARIAU.COM - Taman satwa Kasang Kulim Zoo yang berada di Jalan Kubang Raya Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, menjadi salah satu tempat wisata keluarga pilihan saat hari lebaran. Tempat ini selalu ramai dikunjungi saat momen lebaran, masyarakat dari berbagai daerah di Provinsi Riau berbondong-bondong mendatangi tempat ini.
Erna, salah seorang keluarga dari karyawan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kampar menjelaskan, bahwa setiap tahunnya semua karyawan dan pekerja di perusahaan tersebut memang rutin berlibur ke taman satwa Kasang Kulim Zoo, mereka menggunakan bus dan beberapa mobil pribadi mengunjungi tempat tersebut.
"Sudah seperti menjadi tradisi, kalau lebaran ya ke sini (KKZ), ada sekitar seratusan lah dalam rombongan, setiap tahun ke sini, bawa keluarga," terangnya, Sabtu (8/6/2019).
Pengunjung lainnya, Riska, juga menjelaskan hal demikian. Mereka merupakan karyawan dan pekerja dari salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, menjadikan taman satwa Kasang Kulim ini sebagai tempat yang dikunjungi saat momen Idul Fitri.

"Tempatnya asik, teduh, nyaman, cocok lah buat kita nyantei dengan keluarga di sini seharian, sambil menikmati pemandangan dan juga melihat binatang yang ada di sini, anak-anak senang, mereka bisa mengenal jenis hewan sejak dini, bermanfaat lah pokoknya," terangnya.
Pengunjung lainnya, Zardi saat ditemui di lokasi ini saat sedang berlibur bersama keluarga besarnya mengatakan, bahwa dirinya bersama keluarga memang selalu berkunjung ke tempat ini setiap tahun, yakni di momen lebaran Idul Fitri. Bahkan, warga Kota Pekanbaru ini memilih KKZ sebagai tempat liburan karena nyaman dan membuat rasa kebersamaan dengan keluarga menjadi lebih hangat.
"Kita bawa tikar, bawa nasi, makan bersama keluarga di sini, suasananya sangat mendukung sekali, rimbun pepohonan, sejuk, banyak tempat-tempat indah, dan juga tentunya banyak hewan yang bisa kita lihat di sini, setiap tahun ada saja perubahan di tempat ini, jadinya kita tidak bosan ya," tuturnya.

Memang, setiap tahun KKZ melakukan ivonasi-inovasi untuk memanjakan pengunjung. Tahun ini saja, KKZ membangun miniatur menara eiffel di depan taman satwa tersebut, kemudian ada miniatur jam gadang khas Sumatera Barat, tempat selfie yang memiliki spot indah di beberapa lokasi, seperti sepeda besar, jembatan ranting, jembatan cinta, juga ada gajah yang bisa ditunggangi para pengunjung.
"Fasilitas, kita sangat memanjakan pengunjung dengan adanya mushalla 2, kalau penuh di kantor juga ada, toilet setiap kantin kita ada toilet, ada 4 kantin dan mushalla ada toilet juga, ada 2 mushalla, pengunjung yang melihat binatang dijaga agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, juga ada berbagai jenis permainan, alhamdulillah terjadi peningkatan dari tahun ke tahun semakin meningkat pengunjung kita," terang Amirda, Pengawas KKZ saat dikonfirmasi datariau.com di lokasi KKZ, Sabtu (8/6/2019).

Kedepan, inovasi-inovasi terus ditingkatkan, bahkan keluhan pengunjung selalu menjadi perhatian serius manajemen KKZ untuk menjadi atensi yang perlu direalisasikan. Salah satu keluhan yang disampaikan pengunjung yakni berkaitan transportasi umum yang tidak ada masuk ke kawasan KKZ ini, yakni di Jalan Kubang Raya. Hal ini perlu mendapat perhatian pemerintah.
"Selama ini komplen masyarakat tidak ada angkutan umum sampai ke kebun binatang ini, mudah-mudahan kedepan bisa menjadi perhatian pemerintah," harapnya.
Termasuk berkaitan fasilitas dan pemeliharaan hewan yang ada di KKZ, selama ini dilakukan dengan dana dari hasil penjualan tiket. Karena memang lokasi ini berstatus milik pribadi, namun sebagai taman satwa satu-satunya di Provinsi Riau dan telah menjadi ikon wisata Bumi Lancang Kuning, ditambah lagi tempat ini masuk lembaga konservasi dari BKSDA, maka diharapkan mendapat perhatian dari pemerintah.

"Karena KKZ ini masuk lembaga konservasi dari BKSDA, kita berharap kiranya pemerintah bisa memberikan perhatiannya, karena selama ini semua operasional di sini masih tergantung pada tiket, biaya perawatan, pakan, kesehatan, gaji anggota, semua ditutupin pakai uang pendapatan jual tiket masuk, mohon kiranya perhatian pemerintah," harap Anton. (rik)