SIAK, datariau.com - Yana Silva selaku Duta Etika Indonesia yang berasal dari Provinsi Riau berhasil melaksanakan Sosialisasi Edukasi terkait Etika dan Bullying di MTs Baiturrahim Pusako, Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Rabu (6/11/2024).
Tema Sosialisasi adalah “Etika di Sekolah, Menghormati Perbedaan dan Menolak Bullying”. Kegiatan dilaksanakan setelah penyerahan surat tugas dan terjalinnya Mou dengan pihak MTS Baiturrahim Pusako dan Ikatan Duta Etika Indonesia yang diketuai oleh Firjin Safira dan Berhan J Tampi sebagai Founder.
Kegiatan ini adalah salah satu representasi dari program kerja Ikatan Duta Etika Indonesia yaitu sosialisasi edukasi etika ke sekolah.
Duta Etika Indonesia adalah sebuah wadah yang mempuni dalam mengajak pemuda/i Indonesia di 38 Provinsi untuk menjadi role model dan agen perubahan nyata dalam mengedukasikan Etika di tengah generasi muda Indonesia.
Diawali dengan Amanda Saidori sebagai MC memberikan pengarahan kepada siswa dan memandu jalannya kegiatan.
Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk mengedukasi etika sebagai nilai dasar untuk mencegah perilaku bullying pada siswa MTs Baiturrahim Pusako.
Kegiatan ini melibatkan seluruh siswa dengan semangat antusias dan respon yang baik.
Dewi Susansi SSos MPd selaku Kepala MTS Baiturrahim Pusako mengucapkan terimakasih atas adanya niat baik dari kegiatan ini.
“Kami sangat antusias dan mendukung kegiatan yang mengedukasi seperti ini dari program kerja Duta Etika Indonesia ini, terimakasih telah memilih sekolah kami untuk terlibat sebagai peserta dari kegiatan, harapannya adik-adik setelah ini tahu dampak dari perilaku bullying dan menghindari perilaku tersebut," ujarnya.
Kemendikbudristek telah mengeluarkan Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
Peraturan ini secara khusus mengatur tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan sekolah, termasuk perundungan/bullying.
Pencegahan bullying di satuan pendidikan Indonesia harus terus dilakukan karena dampaknya sangat merugikan korban, selain merusak kepercayaan diri, terisolasi dari pergaulan, juga menyebabkan performa belajar siswa merosot.
Lebih buruk dari perilaku ini seperti dalam beberapa kasus di negara maju anak yang tak kuat menerima bullying lebih banyak menyendiri, depresi hingga bunuh diri.
Etika sebagai landasan untuk mencegah perilaku bullying pada siswa memiliki peran yang sangat krusial dalam memberikan pengajaran nilai moral dan norma sosial yang baik dapat membentuk karakter siswa yang berempati, menghargai perbedaan dan bertanggung jawab atas tindakannya.
Ketika seorang siswa melakukan bullying, dia jelas sudah melanggar norma etika kemanusian, karena tidak menghargai hak asasi orang lain, hal ini berbeda dengan siswa yang beretika baik pasti menghindari perbuatan bullying/perundungan tersebut.
Adapun materi yang disampaikan seperti pengertian etika, 3 bentuk etika sebagai panduan perilaku, tanggung jawab dalam etika, etika di sekolah, pengertian bullying, etika dalam mencegah bullying, perasaan korban bullying, jenis bullying, cara mengatasi bullying, ciri-ciri pelaku bullying, peran orang tua siswa dan sekolah.
Di tengah penyampaian materi diselipkan ice breaking untuk menjaga kefokusan dan semangat peserta, kemudian dilanjutkan dengan sesi quiz dan pemberian hadiah quiz.
Setelah pemberian quiz diselipkan jargon untuk memotivasi, kegiatan ditutup dengan penyerahan plakat dan sesi foto bersama guru dan siswa MTs Baiturrahim Pusako.
Yana Silva selaku pelaksana kegiatan mengucapkan puji syukur dan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kegiatan Sosialisasi Edukasi Etika dan Bullying berjalan dengan baik dan sesuai harapan.***
