Darurat Mental Health: Tanggung Jawab Siapa?

Oleh: Alfiah SSi
datariau.com
661 view
Darurat Mental Health: Tanggung Jawab Siapa?

DATARIAU.COM - Akhir-akhir ini banyak terjadi kasus bunuh diri hanya karena tidak kuatnya dalam menghadapi persoalan hidup. Terkadang persoalan yang dihadapi hanyalah perkara sepele yang sebenarnya mudah untuk diselesaikan. Hanya saja karena kurangnya iman, kesabaran dan edukasi menyebabkan seseorang dengan mudah mengakhiri hidupnya agar penderitaan yang ia alami juga berakhir.

Seorang pemuda berinisial H (23) di Kecamatan Kampar misalnya, baru-baru ini nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Diduga kuat H bunuh diri karena gagal menikah. (okezone.com, 22/05/2024).

Sementara Data Pusat Informasi Kriminal Indonesia (Pusiknas) Polri menyebut laporan kasus bunuh diri di Bali sepanjang 2023 angkanya mencapai 3,07. Suicide rate atau tingkat bunuh diri dihitung berdasarkan jumlah kasus bunuh diri dibandingkan dengan jumlah penduduk. Angka ini ternyata jauh melampaui provinsi-provinsi lain. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati peringkat kedua jumlah tingkat kasus bunuh diri, dengan angka suicide rate sebesar 1,58. (cnn.indonesia.com, 2/07/2024)

Fenomena tingginya angka bunuh diri di Indonesia tentu saja menjadi perhatian kita semua. Bahkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah meneliti, ternyata korban kasus bunuh diri di kalangan remaja cukup tinggi. Ironisnya persoalan asmara atau percintaan, yang menjadi salah satu pemicu utamanya, selain bullying. Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Organisasi Riset Kesehatan, BRIN, Yurika Fauzia Wardhani memaparkan data sejak 2012 hingga 2023 terjadi 2.112 kasus bunuh diri.Mirisnya terdapat 985 kasus yang terjadi pada remaja atau sekitar 46,63 persen dari total kasus. Usia SMA menjadi fase yang cukup krusial. (fajar.co, 24/01/2024).

Maraknya kasus bundir menunjukkan lemahnya mental masyarakat akibat diterapkan sistem kapitalisme-sekulerisme. Budaya liberalisme dan hedonisme dipertontonkan secara vulgar di berbagai media sosial. Konser-konser musik seolah menjadi sesuatu yang harus diikuti oleh remaja, padahal di dalamnya syarat akan pelecehan seksual.

Film-film dan tontonan pemicu syahwat yang miskin visi dan jauh dari nilai agama mendorong remaja atau masyarakat lebih mengagungkan urusan syahwat. Sehingga wajar jika tidak terpenuhi naluri seksualnya maka pelampiasannya dengan mengakhiri hidup. Apalagi dengan maraknya game online dan judi online sering menjadi pemicu terjadinya kasus bunuh diri.

Mental Health atau kesehatan mental yang kian memprihatinkan membuktikan gagalnya sistem pendidikan nasional dalam mewujudkan karakter peserta didik yang beriman dan bertakwa. Apalagi dengan kurangnya pendidikan agama di keluarga dan sekolah, ditambah lagi dengan tidak adanya lagi rohis di sekolah membuat remaja kehilangan arah.

Perlu ada solusi untuk mencegah kasus bunuh diri, khususnya di kalangan remaja. Di antaranya adalah peran orang tua sebagai madrasah pertama, guru yang mengajarkan pendidikan karakter dan akidah, serta lingkungan yang mendukung dengan adanya remaja mesjid misalnya. Tentunya negaralah yang paling bertanggung jawab dalam menyelamatkan mental health masyarakat dengan memblokir konten-konten yang merusak generasi, seperti judi online, game online, bullying, pergaulan bebas, dan sebagainya.

Negara bertanggung jawab dalam mempersiapkan generasi masa depan. Jika generasi rapuh dan lemah dalam menghadapi persoalan-persoalan sepele, bagaimana bisa mereka akan menyelesaikan persoalan yang besar, seperti persoalan negara. Gagalnya negara dalam mencetak generasi yang berkualitas berdampak pada rusaknya moral para pejabat. Contohnya para pejabat yang ada saat ini banyak terlibat kasus korupsi, judi online, perzinahan, pembunuhan dan kasus-kasus lain.

Sungguh di dalam Islam, Islam menjadikan negara sebagai rain (penggembala) yang akan mengurus dan mengayomi rakyat dan memberikan kehidupan terbaik dengan mewujudkan sistem pendidikan Islam yang berbasis akidah Islam, sistem kesehatan yang murah dan berkualitas, sistem keamanan yang melindungi seluruh rakyat dan sistem sanksi yang akan memberikan keadilan bagi seluruh rakyat.

Walhasil penerapan syariat Islam kaffah oleh negaralah yang akan akan menjamin terwujudnya kesejahteraan dan ketentraman, juga terpenuhinya jaminan untuk menjaga setiap rakyat memiliki jiwa dan raga yang sehat dan kuat. Wallahu a'lam bi ash shawab. ***

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)