RENGAT, datariau.com - Kembali, seorang yang mengaku bernama Nopiadi dan pengusaha warnet di wilayah Kecamatan Pasir Penyu Inhu mengaku keberatan jikan keberadaan warnet dikaitkan dengan kenakalan remaja yang selama ini disangkakan publik.
Menurut Nopiadi yang mencoba mengklarifikasi terkait berita-berita miring terkaiit warnet, melalui pesan elektroniknya kepada redaksi datariau.com, bahwa pihaknya sebagai pengusaha warnet menolak tegas jika warnet "dikambinghitamkan" terkait tindak kejahatan apapun yang marak terjadi saat ini.
"Kami pengusaha warnet se Kecamatan Pasir Penyu selalu membangun komunikasi yang baik antar sesama pemilik warnet untuk meminimalisir hal-hal buruk yang akan berdampak terhadap usaha warnet ini, makanya kita kooperatif ketika diundang oleh pihak kecamatan terkait isu-isu yang melibatkan warnet," kata Nopiadi, belum lama ini.
Mengenai adanya permainan judi online dan situs porno yang ramai diakses di warnet, lanjut Nopiadi, maka pihaknya tidak menapik hal itu, sebab kedua situs itu hanya bisa diakses melalui jaringan internet. Akan tetapi menurutnya, bukan berarti jaringan internet itu hanya ada di warnet, dan lebih berbahaya lagi di smartphone di genggaman anak-anak.
"Ini yang perlu kita luruskan, peran gadget (smarthphone dan tablet) yang setiap saat ada di genggaman anak-anak dan remaja saat ini, itu justru memudahkan mereka untuk mengakses dua situs berbahaya tersebut," paparnya. Baca juga:Buka Sampai Pagi, Pengusaha Warnet di Inhu Ini Mengaku Bisa Meminimalisir Kejahatan Remaja
Selama perkemabngan bisnis warnet ini, lanjutnya menerangkan, pihaknya selaku pemilik juga mengikuti hal-hal apa saja yang membahayakan bisnis, salah satunya dengan tetap membangun komunikasi antar sesama pengusaha warnet, bukan hanya terkait kendala lapangan seperti adanya masalah pada jaringan, juga terkait isu-isu yang beredar, seperti adanya user yang mulai menyalahgunakan perangkat, baik itu penyalahgunaan untuk judi online maupun situs porno.
"Nah dari komunikasi inilah kemudian kita mencari solusi agar penyalahgunaan itu tidak terus terjadi, misalnya dengan cara memblokir situs-situs yang tidak layak tersebut dengan menggunakan proxy, blokir kontent, blokir berdasarkan kata pencarian dan tidak hanya menggunakan proxy, system billing yang saat ini sudah mengalami kemajuan juga sudah menerapkan pemblokiran serupa, begitu juga dengan Kominfo juga sudah melakukan Pemblokiran serupa. Jika situs yang tidak layak diakses dibuka, maka user akan dialihkan ke situs lain yang bertuliskan “Internet Positif”. Tidak cukup itu saja, kita juga berkomunikasi terkait user-user mana saja yang bermasalah," paparnya panjang lebar.
Jadi, lanjutnya, selama perjalanan pihaknya membuka usaha warnet ini dari tahun 2010, Nopiadi mengaku sudah tahu mana-mana user yang tujuannya untuk cari tugas atau sekedar untuk main game online, seperti Point Blank, Dota dan lain sebagainya yang jauh dari unsur judi, maupun itu user yang hanya datang untuk sekedar membuka situs judi online atau situs porno tersebut. Baca juga: Resah Warnet Buka Sampai Tengah Malam, Warga Pasir Penyu Mengadu ke Camat
"Dan untuk user yang terakhir (judi online dan porno), kita selalu usir mereka, memang ada user yang demikian dan user yang demikian salalu kita tolak bermain di warnet kita. Tidak hanya bermasalah karena mereka bermain Judi Online atau membuka Situs Porno, user yang sering dijemput orangtuanya ke warnetpun kita larang untuk datang kembali sampai ada izin dari orangtua mereka. Namun tetap saja terkadang kita kecolongan, sebab Kementerian Komunikasi dan Informasi saja juga mengakui sulit untuk membendung situs-situs yang tidak layak tersebut," sebutnya.
Selain itu, bagi pengusha yang masih memberlakukan jam operasional hingga larut malam, kata Nopiadi, pihaknya memilih untuk merubah konsep warnet yang semulanya menggunkan sekat-sekat, beralih ke konsep gaming yang tidak lagi menggunakan sekat, agar pihaknya bisa mamantau langsung apa yang pengunjung warnet buka. Dan bagi owner warnet yang memang hanya beroperasi hingga pukul 22.00, mereka tetap ada yang menggunakan sekat, sebab rata-rata user mereka adalah pelajar dan mahasiswa yang didominasi perempuan agar lebih nyaman dalam mencari tugas sekolah dan tugas kuliah.
"Sekali lagi, kami selaku pengusaha warnet keberatan jika kita selalu dikaitkan dengan tindak kejahatan apapun, sederhananya saja, tidak mungkin hanya karena anak kita salah gunakan sepeda motor untuk menjambret, lantas pabrik sepeda motor ditutup, begitu juga tidak mungkin hanya satu atau dua orang anak yang menyalahgunakan fasilitas kita kemudian usaha kita ditutup. Begitu juga terkait judi online dan situs porno dangan jam operasional kita, kedua situs itu bisa diakses kapan saja, baik itu pagi, siang, malam maupun subuh hari," terangnya.
Baca juga: Curhatan Hati Seorang Ibu, "Gara-gara Warnet Anak Saya Rusak"
"Jadi kesemuanya ini perlu diperhatikan secara serius, jangan kemudian usaha kita untuk menafkahi keluarga harus terhenti hanya karena kenakalan satu dua orang atau ketidakmampuan orangtua dalam mendidik anaknya. Kita selaku owner sudah mengupayakan hal-hal yang terbaik yang kita mampu agar usaha kita tidak disalahgunakan. Dan dalam waktu dekat kita akan membentuk Asosisai Pengusaha Warnet se Kecamatan Pasir Penyu guna mengkoordinir usaha kita dan membangun komunikasi lintas sektoral terkait usaha kita untuk mencari sesuap nasi ini," pungkas Nopiadi.