Bank Dunia Revisi Turun Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7%

Najwa
819 view
Bank Dunia Revisi Turun Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7%
Foto: minfin.com.ua

DATARIAU.COM - Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah besarnya tekanan ekonomi global akibat perang dagang, memperkirakan dalam dua tahun ke depan ekonomi RI tak akan mampu lagi tumbuh di level 5%.

Dalam dokumen Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2025, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,7% pada 2025 dan 4,8% pada 2026. Ramalan pertumbuhan terbaru ini memangkas proyeksi sebelumnya dalam GEP edisi Januari 2025 yang sebesar 5,1% untuk kedua tahun tersebut.

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia baru mampu kembali ke level 5% pada 2027, meski masih jauh lebih lambat ketimbang pertumbuhan ekonomi pada 2022 yang sebesar 5,3%. Perlambatan ini dipicu gejolak ketegangan dagang akibat perang tarif tinggi dan ketidakpastian kebijakan pemerintah dunia.

Lembaga keuangan internasional itu menyatakan ketegangan perdagangan yang meningkat telah menyebabkan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi di hampir 70% negara di seluruh kawasan dan kelompok pendapatan. "Ketegangan perdagangan yang meningkat dan ketidakpastian kebijakan diperkirakan akan menyebabkan pertumbuhan global menurun pada tahun ini ke laju paling lambat sejak 2008," ungkap Bank Dunia dalam siaran persnya.

Untuk pertumbuhan ekonomi global, Bank Dunia memperkirakan hanya akan tumbuh 2,3% pada 2025 dan 2,4% pada 2026, turun dari perkiraan sebelumnya masing-masing sebesar 2,7%. Proyeksi ini makin jauh melambat dari realisasi pertumbuhan pada 2022 sebesar 3,3% serta 2023-2024 di level 2,8%.

Kepala Ekonom Grup Bank Dunia Indermit Gill menegaskan perlambatan pertumbuhan akan menghambat upaya negara-negara berkembang dalam menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan ekstrem, dan memperkecil kesenjangan pendapatan per kapita dengan negara maju. "Jadi di luar Asia, dunia berkembang menjadi zona tanpa pembangunan," tegas Gill.

Bank Dunia merekomendasikan negara-negara ekonomi utama harus mampu meredakan ketegangan perdagangan untuk mengurangi ketidakpastian kebijakan dan volatilitas keuangan. Bila perselisihan perdagangan diselesaikan dengan kesepakatan yang mengurangi tarif hingga setengah dari tingkat akhir Mei, pertumbuhan global akan meningkat rata-rata 0,2 poin persentase selama 2025 dan 2026.***

Sumber: CNBCIndonesia

Penulis
: Najwa
JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)