DATARIAU.COM - Semakin hari semakin ramai berseliweran di halaman internet maupun media sosial berita media online dengan judul bombastis yang membuat siapa saja melihat judul dan gambar yang sensasional itu lewat di beranda media sosialnya, akan mengklik tautan berita, kemudian menanggung kekecewaan karena isi konten berita tidak se-seru judul dan gambar berita di media online tersebut.
Arus jurnalisme clickbait yang semakin deras khususnya pada jalur jurnalisme online memang harus segera dikendalikan. Media yang menjadikan clickbait sebagai penghasilan utama ibaratkan hama yang bisa merusak media online lainnya. Media ini tidak butuh wartawan berkompeten, cukup comot berita dari media online lainnya disusun sedemikian rupa kemudian dibuat judul dan gambar yang sensasional, kunjungan halaman web mereka pun ramai dan tentunya goal media ini adalah pendapatan adsense.
Media online kini memang semakin banyak yang buruk kualitas pemberitaannya, tak sedikit pemberitaan bias, provokatif, dan bombastis. Media yang semata mengejar jumlah klik atau views, kemudian menimbulkan kebingungan bagi para pembaca yang akhirnya menyebabkan citra buruk pemberitaan media online.
Dikutip datariau.com dari republika.co.id, Clickbait atau umpan klik lahir sebagai anak kandung internet dengan berbagai media platform-nya. Ada beberapa teknologi berbasis online yang terkoneksi dengan jaringan internet adalah seperti media sosial (instagram, facebook, twitter, dll), media chatting (whatsapp, line, dll) dan media online.
Istilah clickbait awalnya lebih sering terdengar pada platform youtube. Clickbait digunakan oleh para creator atau youtuber sebagai umpan atas setiap videonya sehingga menarik perhatian pengguna youtube, yang berujung dengan penambahan viewer ataupun subscriber. Praktik clickbait yang digunakan yakni dengan menggunakan judul-judul yang bombastis.
Cara ini ternyata efektif ampuh sehingga memicu rasa ingin tahu masyarakat yang tinggi. Semakin banyak viewer maka berpeluang mendatangkan pendapatan yang meningkat. Atau terjadi perpaduan antara praktik clickbait, viewer, dan iklan yang berarti datangnya keuntungan materil atau monetisasi.
Dalam perkembangannya praktik clickbait merambah dunia jurnalistik, sehingga disebut clickbait journalism atau jurnalisme clickbait (jurnalisme umpan klik). Jurnalisme yang satu ini banyak digunakan pada media online. Format berita media online berbeda dengan media konvensional (cetak, radio dan televisi), pembaca mengawalinya dengan melihat judul, lalu setelah pembaca melakukan klik pada suatu berita maka isi berita baru dapat dilihat secara utuh.
Praktik jurnalisme clickbait yang pada media online nyaris sama dan tak berbeda dengan clickbait di youtube, memiliki ciri yang sama dengan menggunakan judul yang bombastis, membuat penasaran pembaca sehingga terpancing untuk mengklik berita tersebut karena ingin tahu lebih lanjut.
Penulisan berita dibuat dengan alur bercerita, tidak seperti struktur berita pada umumnya yaitu dengan konsep paling penting-penting-kurang penting (lead-body-leg), tetapi sebaliknya pembaca dibawa dengan pembahasan yang luas tetapi inti dalam berita tersebut tidak ada. Selain clickbait , media online juga memunculkan page view. Clickbait adalah fenomena di media online yang memuja-muja page view.