Santri Meninggal Dianiaya Senior, Ini Tanggapan KemenPPPA dan Pakar Anak UM Surabaya

mita
356 view
Santri Meninggal Dianiaya Senior, Ini Tanggapan KemenPPPA dan Pakar Anak UM Surabaya
Foto: detik.com
Deputi Bidang Khusus Anak KemenPPPA, Nahar.

DATARIAU.COM - Media sosial dihebohkan dengan meninggalnya salah satu santri Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah di Mojo, Kediri Jawa Timur bernama Bintang Balqis Maulana (14). Korban meninggal dunia diduga akibat dianiaya seniornya. Hal tersebut membuat bertambahnya catatan kelam pendidikan Indonesia, KemenPPPA turut berbela sungkawa serta Pakar Anak UM Surabaya juga ikut menanggapi kasus tersebut.

"Kami di jajaran KemenPPPA mengucapkan bela sungkawa yang mendalam atas meninggalnya anak korban BB akibat kekerasan fisik atau penganiayaan yang dialaminya ketika sedang mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, Kediri. Kami juga sangat prihatin kekerasan masih terus terjadi di pondok pesantren dan bahkan menyebabkan korban meninggal," kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar, dalam keterangannya di Jakarta, dikutip rmol.id pada Rabu (28/2/2024).

"Ini menjadi alarm keras bagi institusi/lembaga keagamaan berbentuk boarding school untuk lebih memberikan perlindungan kepada para santri mereka. Kami berharap tidak ada lagi anak yang menjadi korban akibat kekerasan yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan, khususnya pondok pesantren," tambahnya.

KemenPPPA pun memastikan akan mengawal kasus ini. Salah satunya berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Banyuwangi. Baik dalam hal pendampingan hukum maupun psikologis.

"Kami akan terus memantau dan memastikan bahwa anak korban dan keluarga mendapatkan keadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Kami pun siap memberikan bantuan pendampingan bagi keluarga korban, baik itu pendampingan secara hukum maupun psikologis."

"Kami berharap pihak-pihak berkepentingan lainnya pun menaruh perhatian serius dalam upaya pencegahan terhadap kasus kekerasan di lingkungan pendidikan dan pesantren agar tidak ada lagi anak yang menjadi korban akibat adanya kekerasan dan penganiayaan," pungkas Nahar.

Sementara itu, Pakar Anak Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Holy Ichda Wahyuni mengatakan, keberadaan pesantren secara historis memiliki peranan besar bagi dunia pendidikan di tanah air. Pesantren adalah pelopor pendidikan masyarakat bahkan sejak zaman kolonial. Pada penanaman nilai religiusitas, etika dan moral, pesantren adalah majelis yang strategis untuk menjalankan peranan itu. Namun, masyarakat terpukul dengan maraknya berita perundungan di lingkungan pesantren, bahkan kerap berujung pada jatuhnya korban hingga kematan.

Apa yang seharusnya dilakukan. Dalam keterangannya Holy memberikan beberapa catatan sebagaimana dikutipum-surabaya.ac.id diantaranya:

Pertama, pihak pemerintah atau dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) atau yang berwenang, seharusnya lebih teliti dalam hal melakukan pembinaan pesantren beserta perijinannya.

“Termasuk pengaturan sistem pendidikan yang lebih ajeg, sebab baru-baru ini ketika riset di lingkungan pesantren Jawa Timur, masih terdapat keluhan pengurus yang ingin mendapatkan keajegan sistem tata laksana untuk pondok pesantren,” ujar Holy Rabu (28/2/2024).

Kedua, perlunya mengubah habitus dalam ajang orientasi santri baru, dengan konsep acara yang lebih fun, tidak ada perpeloncoan yang berujung pada dominasi dan praktik kekerasan oleh relasi senioritas. “Ketiga Pesantren penting sekali adanya ruang aduan santri, dengan pengoptimalan peranan guru konseling,”imbuh Holy.

Keempat, kecepatan dan kepekaan pihak pesantren dalam menyikapi persoalan santri. Holy menegaskan, yang paling penting adalah peradigma dan persepsi yang harus dibangun oleh semua sivitas pesantren, bahwa tidak ada normalisasi bagi sebuah bullying berkedok gurauan.

“Bagi orang tua, sikap peka itu juga sangat penting, apapun aduan dan keluhan permasalahan anak, seyogyanya dapat direspon dengan bijak, memberikan kepercayaan pada setiap cerita anak adalah hal yang sangat penting,” pungkas Holy Dosen PGSD UM Surabaya tersebut.

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)