Mahasiswa KKN MBKM FISIP UNRI Ubah Limbah Minyak Menjadi Lilin Wangi di Desa Rawa Mekar Jaya

datariau.com
1.272 view
Mahasiswa KKN MBKM FISIP UNRI Ubah Limbah Minyak Menjadi Lilin Wangi di Desa Rawa Mekar Jaya
Foto: ist.
TIM KKN MBKM 20 SKS Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau (FISIP UNRI) melakukan observasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi masyarakat.

SIAK, datariau.com - TIM KKN MBKM 20 SKS Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau (FISIP UNRI) melakukan observasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi masyarakat dan memberikan pendampingan dalam pengentasan permasalahan tersebut.

Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa salah satu permasalahan di Desa Rawa Mekar Jaya adalah limbah minyak jelantah yang menumpuk di rumah-rumah warga. Minyak jelantah tersebut sering dibuang sembarangan, mencemari lingkungan dan menimbulkan permasalahan kesehatan.

”Kami biasanya langsung buang kalau udah bau teri, bekas goreng teri,” Ucap Ibu Lia, salah satu warga desa Rawa Mekar Jaya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kelompok KKN MBKM 20 SKS FISIP Universitas Riau tahun 2024 memunculkan inovasi berupa pembuatan lilin wangi dari minyak jelantah. Inovasi ini bertujuan untuk mengurangi limbah rumah tangga dan menciptakan peluang ekonomi bagi warga setempat.

Tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Merdeka Belajar Kampus Merdeka (KKN MBKM) 20 SKS memanfaatkan limbah minyak jelantah untuk dijadikan lilin.

Sosialisasi pembuatan lilin tersebut dilaksanakan di Sekretarian PKKDesa Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak pada Kamis 24 Oktober 2024 bersama ibu-ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga).

Mahasiswa KKN mengadakan penyuluhan kepada seluruh ibu-ibu mengenai bahaya dan manfaat minyak jelantah.
Acara dimulai dengan pembukaan, pemaparan materi, cara mengolah limbah minyak jelantah menjadi lilin oleh mahasiswa KKN MBKM 20 SKS.

Termasuk di antaranya penyampaian alat, bahan, dan cara pembuatannya serta memberikan praktik pembuatan lilin wangi.

“Kami tidak sekadar memberi sosialisasi, tetapi juga didemokan di depan ibu-ibu PKK cara pembuatannya. Ibu-ibu ikut serta dan sangat antusias mendapatkan ilmu baru ini,” ujar Lavenia, salah satu tim KKN.

Tim KKN MBKM 20 SKS FISIP UNRI tahun 2024 langsung mempraktikkan cara pembuatan lilin tersebut.

Alat yang digunakan meliputi panci, alat pengaduk, wadah bekas untuk tempat lilin, gelas ukur, dan kompor.

Sedangkan bahan yang digunakan ialah arang, limbah minyak jelantah, serbuk stearin, pewarna, pewangi, sumbu lilin, dan tusuk sate.

Adapun langkah pembuatan lilin dari minyak jelantah membutuhkan proses perendaman minyak jelantah (waktu minimum 1 x 24 jam, lebih lama lebih baik, untuk menghilangkan bau dari limbah minyak jelantah).

Perendaman dimulai menggunakan galon bekas atau kaleng bekas, lalu dimasukkan arang ke dalamnya, dan tuangkan minyak jelantah (jangan melebihi arang).

Lalu, tahap utama yaitu proses pengolahan minyak jelantah menjadi lilin.

Pertama, saring minyak jelantah yang sudah direndam kurang lebih semalaman ke dalam panci bekas, panaskan di atas kompor.

Kedua, tuangkan bubuk stearin (300 ml minyak jelantah = 150 gr bubuk stearin).

Setelah bubuk stearin larut, berikan pewarna kain (dengan tujuan memberikan warna pada lilin nantinya), setelah itu tuangkan pewangi, dan matikan kompor.

Terakhir, cairan lilin siap dituangkan ke dalam wadah lilin yang sudah dihias cantik dan diberi sumbu.

Antusiasme ibu-ibu sangat tinggi selama kegiatan berlangsung. Mereka memperhatikan seksama penjelasan dan praktik yang diberikan oleh mahasiswa.

"Program ini sangat menarik dan hasilnya dapat dipasarkan untuk menambah penghasilan ibu-ibu di Desa Rawa Mekar Jaya," ujar ibu Sumiati, Kader PKK Pokja Dua.

Sosialisasi pembuatan lilin berbahan limbah minyak jelantah yang diselenggarakan oleh tim KKN MBKM 20 SKS UNRI tahun 2024 ini sangat direspons positif oleh warga, karena dapat mengurangi limbah dan memberikan nilai tambah pada minyak bekas yang biasanya dibuang.

“Kalau dikonsumsi buat kolestrol, kalau dibuang rusak lingkungan. Daripada dibuang ternyata bisa jadi lilin tahan lama. Ini juga jadi ide baru untuk nambah penghasilan ibu-ibu disini," kata ibu Lina, Ketua PKK Desa Rawa Mekar Jaya saat diwawancarai.

"Kami berharap, pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin bisa menciptakan kesadaran lingkungan yang lebih besar di masyarakat, mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan minyak jelantah. Selain itu, kami juga berharap untuk memperluas cakupan program daur ulang dan menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat setempat,” ujar ibu Lina lagi.

Program pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam pengurangan limbah rumah tangga.

Selain itu, program ini juga memberikan dampak ekonomi bagi warga setempat, karena memberikan peluang usaha baru yang dapat dimanfaatkan oleh ibu-ibu di Desa Rawa Mekar Jaya. (rls)

Penulis: Tim KKN MBKM FISIP UNRI tahun 2024 Desa Rawa Mekar Jaya

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)