DATARIAU.COM - Hingga kini Palestina masih merasakan suramnya dunia. Rumah, layanan kesehatan, layanan pendidikan dan fasilitas umum lainnya kini sudah rata dengan tanah. Hanya tempat pengungsian seadanya yang menyelimuti tubuh mereka. Generasi yang seharusnya menjadi pemuda penentu masa depan, kini dilaparkan oleh Zionis. Akibat dari genosida Zionis, banyak generasi yang kelaparan hingga meninggal dunia.
Secara Fitroh, jeritan Palestina bersuara di hati kaum muslim. Genosida Zionis merupakan genosida yang seharusnya tidak bisa ditolerir karena benar-benar tidak manusiawi. Adanya Nasional State, membuat kaum muslim yang bernurani terhalang untuk menolong saudara-saudara di Palestina. Saat ini hanya untaian-untaian doa dan bantuan seadanya yang bisa dilakukan. Padahal Palestina membutuhkan bantuan dan pertolongan yang nyata.
Agenda Global Sumud Flotilla menjadi agenda untuk menyelamatkan warga Palestina. Sumud Flotilla adalah sebuah gerakan kolektif yang menyatukan individu secara global untuk sebuah aksi kemanusiaan. Aksi ini dibentuk sejak tahun 2006. Sumud Flotilla di tahun 2025 menjadi agenda kemanusiaan terbesar. Lebih dari 100 organisasi internasional bergabung, termasuk tim Sumud Nusantara dari Asia Tenggara. Puluhan kapal dan ratusan aktivis begerak ke Palestina dengan membawa bantuan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya. Namun, pada awal Oktober, seluruh armada ini dicegat oleh militer Israel. Kapal dirampas, aktivis ditahan dan komunikasi diputus, begitu brutalnya aksi Zionis.
Meskipun bantuan kemanusiaan tidak sempat sampai ke Gaza, namun pesan mereka sudah sampai ke dunia. Bagaimana kejamnya Zionis untuk mematikan rakyat Gaza. Cara-cara kotor yang dilakukan oleh Zionis untuk memusnahkan Palestina tidak memadamkan semangat kaum muslim untuk melakukan perubahan meraih kebangkitan. Meskipun Zionis menahan kapal, namun Zionis tidak mampu menahan nurani yang terus berlayar untuk menolong Gaza dan meraih kebangkitan hakiki.
Pencegatan kapal Sumut Flotilla menyulut gen Z turun ke jalan menyuarakan kecaman dan kemarahan mereka. Gen Z di Maroko dan Eropa membanjiri jalanan melakukan aksi demonstrasi. Gelombang demonstrasi besar di Maroko yang dipimpin oleh kelompok Gen Z 212 menuntut agar pemerintah saat ini dibubarkan, karena gagal melindungi hak konstitusional sosial rakyat.
Aksi demonstrasi gen Z patut diapresiasi. Kepedulian mereka terhadap genosida Palestina menandakan bahwa gen Z menginginkan adanya tindakan negara-negara dunia terhadap Zionis. Kecaman dan kemarahan mereka menampakkan bahwa gen Z menjadi tonggak awal untuk melakukan perubahan yang hakiki.
Pencegatan Sumut Flotilla dan penangkapan para aktivis yang dilakukan Zionis menjadi bukti bahwa Zionis hanya bisa dengan bahasa perang tidak dengan perdamaian. Di tengah semakin merananya rakyat Palestina negara-negara yang ada menyepakati perjanjian dua negara (Two State). Indonesia sendiri mendukung solusi dua negara sesuai parameter internasional, yang meliputi gencatan senjata dan pengakuan atas kemerdekaan negara Palestina. Berharap solusi dua negara mampu menghantarkan perdamaian abadi antara Zionis dan Palestina. Bahkan Indonesia siap mengirimkan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB.
Jika kita cermati secara mendalam, solusi dua negara secara soft semakin memaksimalkan penguasaan Zionis terhadap Palestina. Tatkala solusi dua negara diwujudkan, membagi tanah Palestina menjadi dua negara untuk kedua warga, yakni entitas Yahudi dan masyarakat Palestina. Dalam skema solusi ini wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza diberikan kepada warga Arab Palestina, sedangkan wilayah lainnya, yakni sebagian besar garis pantai dan beberapa tanah pertanian paling subur di Galilea diberikan kepada entitas Yahudi.
Adapun Kota Yerusalem dalam proposal ini ditetapkan tidak masuk dalam wilayah yang dibagi, tetapi akan ditangani secara terpisah oleh pihak internasional. Dari solusi ini kita bisa melihat ketika solusi ini diwujudkan, menjadi peluang besar bagi Zionis untuk menguasai Palestina dan memusnahkan Palestina. Begitu jelas solusi dua negara tidak menjadi solusi terhadap persoalan Palestina.
Persoalan Palestina adalah persoalan penjajahan yang dilakukan oleh Zionis secara terang-terangan. Solusi tuntas untuk memerdekakan Palestina hanyalah dengan jihad untuk melawan penjajah. Pemuda harus memahami persoalan Palestina yang sebenarnya sehingga pemuda tidak salah mengambil solusi. Pemuda menjadi tonggak awal untuk meraih perubahan menuju kebangkitan hakiki.
Langkah awal yang dilakukan oleh para pemuda adalah mewujudkan kembali kepemimpinan Islam. Kepemimpinan Islam dapat diraih hanya dengan melakukan metode yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah ketika Rasulullah akan mendirikan negara Islam di Madinah, yakni dengan melalui tiga tahapan yaitu tahap pembinaan (memahamkan Islam secara totalitas, bahwa Islam adalah ideologi), tahap interaksi di tengah-tengah umat dan tahap penyerahan kekuasaan.
Kita bisa melihat bagaimana pemuda sangat berperan dalam meraih perubahan menuju kebangkitan yang sebenarnya. Seperti Ali bin Abi Thalib yang masih muda berhasil memenangkan duel perang tanding mengalahkan Syaibah bin Abi Rabi’ah saat Perang Badar, yang menjadi titik tolak kemenangan pertama dalam sejarah Islam.
Selain Ali, Arqam bin Abi Arqam. Rumahnya dijadikan markas perjuangan dakwah yang dilakukan secara rahasia dan sembunyi-sembunyi. Rumah Arqam menjadi langkah awal untuk membentuk pondasi dakwah. Dari pembinaan yang dilakukan di rumah Al Arqam melahirkan sejumlah tokoh penting sahabat lainnya, seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Awam, dan Abdurrahman bin Auf. Begitu juga dengan Muhammad Al Fatih, diusia 21 tahun mampu menaklukkan Konstantinopel.
Maka dari itu saatnya pemuda menyadari bahwa mereka adalah tonggak awal untuk meraih perubahan menuju kebangkitan yang hakiki. Bukan hanya kebangkitan untuk Palestina, namun juga kebangkitan untuk seluruh negeri-negeri muslim saat ini yang masih berada di bawa kendali Barat. Kebangkitan hakiki tidak lain tidak bukan adalah dengan mengembalikan kembali kepemimpinan Islam.***