Mengapa Menjadi Guru Biologi?

datariau.com
1.686 view
Mengapa Menjadi Guru Biologi?

DATARIAU.COM - “Sudahlah, kuliah di FKIP saja nanti kerjanya jadi guru. Cari kerjanya gampang, kerjanya terjamin gajinya tetap dan untuk anak perempuan ketika nanti sudah berkeluarga juga gampang atur waktunya. Anak pulang kita pulang, anak libur kita libur. Tidak susah nantinya”

Kurang lebih itulah ucapan yang saya terima dari keluarga ketika ingin memutuskan kuliah dimana dan dengan jurusan apa sekitar kurang lebih enam tahun yang lalu. Terlahir dan tumbuh besar di keluarga yang memiliki stereotipe “Masuk jurusan IPA lebih baik dan terjamin” serta “Kerja di bidang keguruan, kedokteran dan kepolisan lebih menjanjikan dan menjamin untuk masa depan” membuat saya tidak bisa memilih dengan bebas apa yang ingin saya kerjakan nantinya. Dengan mengikuti pendapat dan saran dari keluarga akhirnya saya menyetujui untuk kuliah di bidang keguruan tepatnya di FKIP Biologi dan berharap nantinya akan menjadi guru biologi. Namun, setelah lulus dan menghadapi dunia yang sebenarnya, apakah ucapan menjanjikan yang diucapkan pada tetua pada saat itu terbukti?

Menjadi guru sendiri pada dasarnya sudah merupakan pekerjaan yang mulia, ikhlas dan bisa dikatakan sukarela. Gaji guru non PNS atau honorer masih dikatakan jauh dari cukup dan bahkan tidak mencapai UMR daerah. Hal ini pastinya tidak sebanding dengan jumlah biaya yang dikeluarkan selama menjalani perkuliahan. Untuk di FKIP Universitas Riau sendiri rentang UKT yang dimulai dari Rp 500.000 untuk yang paling rendah sampai dengan Rp 4.500,000 untuk yang paling tinggi, belum lagi tambahan untuk biaya hidup seperti tempat tinggal, makan, modal untuk mencetak dan fotocopy tugas serta biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan jika ada kegiatan praktikum lapangan.

Total biaya yang dikeluarkan untuk menyandang sarjana pendidikan tidaklah sedikit. Dan ketika lulus dan bekerja sebagai guru honorer apakah gaji yang bernominal dibawah dua juta perbulannya mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari? Mungkin bisa dikatakan cukup, atau lebih tepatnya pas-pasan belum lagi ketika pembayaran gajinya tidak tempat waktu dan mundur untuk beberapa minggu atau bahkan bulan. Wah, sudah dibayangkan betapa pusingnya untuk mengatur keuangan agar tidak kekurangan uang. Tidak perlu mengungkit lagi bahwa sekarang untuk profesi guru tidak ada lagi penerimaan PNS dan hanya ada sistem kontrak, dimana salah satu akibatnya adalah tidak ada lagi uang pensiun bagi guru nantinya.

“Kalau mau kaya, jangan jadi guru” begitulah ucapan meninggi yang diucapkan para pekerja yang memiliki gaji UMR diplatform-platform media sosial saat ada yang berkeluh kesah tentang susah senangnya menjadi guru.

Demi mendapatkan uang gaji tambahan yang disebut tunjangan sertifikasi, guru wajib memenuhi 24 jam pembelajaran setiap minggunya. Jika jam tersebut tidak terpenuhi maka guru dapat mencari jam tambahan di sekolah lain untuk mencukupi jam mengajarnya supaya mendapatkan uang tujangan tersebut. Hal ini pastinya memberatkan bagi guru-guru yang kekurangan jam mengajar dimana mereka harus mencari tempat lain lagi demi mendapatkan uang tambahan.

Pada awal tahun 2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud) meluncurkan kurikulum baru yang mereka sebut kurikulum merdeka yang disebut-sebut akan memberikan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah. Salah satu poin utama dalam kurikulum baru ini adalah “Pada jenjang SMA/MA, penjurusan IPA, IPS dan Bahasa ditiadakan dan peserta didik dibebaskan untuk memilih mata pelajaran yang diminatinya sesuai dengan bakat, minat dan kepribadiannya”. Di Kurikulum merdeka ini, siswa dapat memilih mata pelajaran yang dia minati dan diarahkan sesuai dengan jurusan kuliah yang akan dia pilih nantinya. Hal ini dimaksudkan agar siswa menjadi ahli dan terampil sehingga memudahkannya dalam mencapai kampus dan jurusan impiannya.

Namun, kebijakan yang diharapkan dapat memudahkan siswa ini apakah juga memudahkan guru mata pelajaran nantinya? Khususnya mata pelajaran biologi. Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada rumpun IPA. Pada kurikulum 2013, penjurusan masih diadakan dan biologi wajib dipelajari oleh siswa khususnya siswa yang berada di jurusan IPA. Selama masih menjadi mata pelajaran wajib saja, masih banyak guru biologi yang kekurangan jam dan masih banyak fresh graduate yang berada di jurusan pendidikan biologi kesusahan mencari pekerjaan karena sedikitnya guru yang dibutuhkan. Apalagi saat kurikulum baru ini ditetapkan, guru yang sudah kekurangan jam makin berkurang jamnya dan lulusan yang belum mendapat pekerjaan semakin sedikit kesempatannya.

Kebijakan baru yang juga dapat mempersulit guru biologi adalah, pada tes masuk perguruan tinggi melalui Ujian Tetulis Berbasis Komputer (UTBK) yang memiliki presentase penerimaan yang sangat besar, mulai tahun 2023 Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang berfokus pada mata pelajaran ditiadakan dan hanya berfokus pada Tes Potensi Skolastik (TPS) yang berfokus pada logika, kemampuan bernalar, dan pengolahan informasi untuk pemecahan suatu masalah. Kebijakan justru membuat siswa yang tadinya susah ogah-ogahan belajar biologi semakin menjadi-jadi karena dinilai tidak penting untuk dipelajari toh nanti ketika tes penerimaan tidak dinilai kemampuannya.

“Jadi kak, untuk apa saya belajar biologi kalau nantinya kemampuan biologi saya tidak dites kak. Sia-sia dong” Inilah ucapan yang saya terima ketika sedang mengajar les sekitar dua minggu lalu. Kebijakan UTBK saja sudah membuat siswa berpikir seperti ini. Apalagi nanti ketika kebijakan kurikulum merdeka sudah diterapkan sepenuhnya, dapat diramalkan nasib guru mata pelajaran salah satunya biologi akan menjadi semakin miris.

Jika kita ambil poin positifnya, tidak ada yang dikatakan sia-sia dalam belajar. Semua yang kita pelajari nantinya pasti akan bermanfaat bagi diri kita di masa depan. Mungkin, pemahaman biologi tidak akan dites untuk masuk perguruan tinggi, tetapi ketika kita sudah lulus dan diterima, jika jurusan yang kita pilih ada mata kuliah biologinya maka kita juga harus memiliki pengetahuan dasar tentang itu, kalau kita ogah-ogahan belajar biologi pasti kita akan kesusahan dalam perkuliahan nantinya.

JIKA MENEMUKAN BERITA KAMI TIDAK SESUAI FAKTA, SEGERA HUBUNGI 0813 3966 1966 (Chat WhatsApp Only)